Nakita.id.- Kecerdasan atau tingkat intelegensi (IQ) yang tinggi pada anak, biasanya dianggap keturunan dari orangtua yang juga memiliki IQ tinggi.
Namun, berbagai penelitian menunjukkan, kecerdasan tidak hanya diturunkan dari orangtua, melainkan ada beberapa faktor yang terkait erat.
Dua hal yang terkait di antaranya stimulasi dan pola pengasuhan yang baik.
Jadi Moms, mumpung Si Kecil masih dalam masa emas, di mana kemampuan otaknya menyerap informasi sangatlah tinggi, yuk jangan sia-siakan masa ini!
BACA JUGA: Keluarga Hemat: 8 Cara Menghemat Uang Rumah Tangga
Enam rahasia ini dapat membantu kecerdasan buah hati berkembang optimal.
Rahasia 1: Bicara, bicara, dan bicara
Kebanyakan anak belajar satu kata baru per minggu saat mereka berumur antara 18 dan 24 bulan dan bisa menyebutkan 50 sampai 100 kata ketika berumur dua tahun.
Semakin banyak Moms mengajak Si Kecil berbicara, semakin banyak kata yang akan ia serap dan simpan di dalam memorinya.
Para ahli merekomendasikan para orangtua untuk “menarasikan hari” mereka.
Itu berarti menceritakan kepada si batita apa yang sedang Moms kerjakan.
Ini adalah cara yang sangat baik dalam memaparkan bermacam-macam kata baru kepada si kecil sepanjang hari.
Selain itu, Moms bisa menambah koleksi buku bacaannya.
Jangan ragu untuk bersenang-senang sambil menggunakan berbagai suara berbeda untuk karakter berbeda yang muncul di dalam buku dongeng favoritnya.
Pastikan Si Kecil kerap mendengarkan aliran perkataan secara stabil, tapi bukan dari televisi.
Percakapan di televisi terlalu cepat bagi telinga anak untuk ia gunakan sebagai bahan belajar, selain itu dia juga tidak bisa berinteraksi.
Padahal anak butuh mendengar percakapan, mereka juga butuh berinteraksi dan bercakap-cakap untuk memperkaya pengalaman mereka.
Dengan mengajak Si Kecil berbicara dalam aliran percakapan yang konstan serta menggunakan banyak kosakata,
Moms membuat buah hati lebih siap belajar membaca, menulis, dan juga mengeja di kemudian hari.
Rahasia 2: Ajarkan berbagai bentuk emosi
Menurut Ross Flom, Dosen Psikologi dan Ilmu Saraf di Brigham Young University, Amerika Serikat, mengembangkan kecerdasan emosional penting bagi perkembangan kognitif dan sosial Si Kecil.
Moms bisa membantu anak mengembangkan kecerdasan itu dengan belajar membaca isyarat emosional,
keterampilan yang berkaitan dengan segala yang kita lakukan dalam kehidupan.
Misal, Si Kecil tengah bermain di arena kotak pasir sementara anak lain, yang jalannya masih goyah, terjatuh dan menimpa anak Moms.
“Bantu anak melihat bahwa yang terjadi adalah suatu kecelakaan. Jadi dia tidak akan menggerutu dan berpikir anak itu sengaja melakukannya,” ujar Flom
Kalimat simpel seperti, “Wah, Abel tadi enggak sengaja, kok. Yuk, sama-sama berdiri lagi,” dapat dengan mudah membantu Si Kecil mengidentifikasi apa yang barusan terjadi dan memahaminya.
BACA JUGA: Ini Tandanya Jika Gatal yang Muncul Saat Hamil Berbahaya Bagi Janin
Respons yang diberikan buah hati sangatlah penting karena anak-anak yang menganggap tindakan seperti itu dilakukan dengan sengaja cenderung mengalami perkembangan akademik, sosial, dan kognitif yang kurang baik.
Hal yang sama juga berlaku untuk emosi positif.
Contoh, jika anak berbagi sesuatu benda kepada anak lain, gunakan kesempatan itu untuk menunjukkan konsekuensi dari perilaku sederhana tadi.
Moms bisa mengatakan, “Dengan berbagi, temanmu jadi merasa senang, ya.”
Dengan membantu anak mengaitkan perasaan ke tindakan, Moms tengah membangun kecerdasan emosional yang akan membantu Si Kecil di sepanjang kehidupannya.
Rahasia 3: Bermain cerdas
Contohnya bermain pura-pura (role playing). “Permainan pura-pura adalah satu jenis permainan khusus yang berfokus pada kontrol impuls dan regulasi diri,” ujar Tracy Cutchlow, editor buku Brain Rules for Baby and Toodlers (Pear Press; Second Edition, London - 2014).
Dia menyarankan dua permainan untuk dicoba bersama anak yang akan membantu mereka belajar dan mempraktikkan kontrol impuls.
Pertama adalah bermain lawan kata. Ambillah satu set gambar sederhana dan tunjukkan satu demi satu pada Si Kecil (bisa dimulai di usia 3 tahunan).
Misal, gambar pertama adalah gambar matahari. “Ketika Moms menunjukkan gambar itu kepada Si Kecil, minta ia untuk mengatakan ‘malam’ alih-alih ‘siang’,” ujar Cutchlow. (atau bulan dan bukan matahari).
BACA JUGA: Sering Keliru, Ini Cara Pakai Parfum yang Tepat Agar Baunya Tahan Lama
Apakah anak belum siap untuk permainan kosakata? Cobalah untuk melakukan permainan ketukan irama.
“Pukul drumnya satu kali,” lanjut Cutchlow, “Kemudian minta Si Kecil memukulnya dua kali.”
Kedua permainan itu tujuannya untuk meminta anak berhenti, berpikir sejenak, dan mengesampingkan respons yang muncul pertama kali.
Kedua permainan tersebut cocok untuk anak-anak berumur 3 dan 4 tahun.
“Moms juga bisa mengembangkan permainan lain yang juga mengasyikkan seperti kedua permainan tadi,” lanjut Cutchlow.
Kontrol impuls dikaitkan dengan keterampilan matematika yang lebih kuat dan merupakan kunci dalam membangun fungsi eksekutif,
kemampuan otak untuk merencanakan, menetapkan tujuan, dan tekun mengerjakan tugas.
Fungsi eksekutif merupakan pembuat prediksi yang lebih tinggi dalam kesuksesan di bidang akademik dibandingkan IQ.
BACA JUGA: Wah, Begini Cara Menghilangkan Kapalan di Kulit Secara Alami
Demikian Moms, 3 rahasia dari 6 rahasia membesarkan Si Kecil. Baca 3 rahasia berikutnya di tulisan kedua. (*)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR