Nakita.id - Mendidik Si Kecil sebaiknya memang sesuai dengan fase perkembangannya, tak terkecuali bagi penekanan kedisiplinan.
Pembelajaran disiplin yang benar pada usia balita akan berpengaruh juga terhadap kemampuan disiplinnya di usia-usia mendatang.
Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk mendisiplinkan Si Kecil tanpa membuatnya tertekan atau terdikte.
BACA JUGA : Moms Ternyata Begini Cerdas Mendisiplinkan Batita Sesuai Tahap Usia
Berikut karakteristik anak dan cara mendidik kedisiplinan pada usia 4 dan 5 tahun.
1. Usia 4 tahun
Keterampilan sosial anak prasekolah sudah semakin berkembang.
Tantangannya adalah menyeimbangkan kebutuhannya dengan kebutuhan orang lain.
Perilaku khas:
- Dia bisa lebih fokus pada permainan dan aktivitas.
Karena itu, membuat transisi menjadi sangat sulit saat ia bersenang-senang.
BACA JUGA : Wah, Mulai Februari 2018 Rumah Sakit Ini Tidak Lagi Layani BPJS
- Dia mungkin merengek lebih intens untuk sesuatu yang dia inginkan.
- Dia kadang-kadang 'membelokkan' kebenaran agar sesuai dengan versi pribadi dibandingkan dengan kenyataan.
Strategi disiplin terbaik:
- Biarkan banyak waktu untuk transisi.
Berikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada anak, dan hindari perang ego.
- Jika dia kehilangan kendali emosi, jelaskan Moms dan Si Kecil akan berbicara setelah dia bisa menenangkan diri.
- Abaikan rengekan.
Tanggapi dengan bijak seolah Si Kecil meminta sesuatu dengan suara biasa, dan menolak atau menyetujui permintaan seperti biasanya.
- Menangani kebohongan dan kecurangan dengan tenang.
Perilaku seperti itu normal pada usia ini.
Jangan memalukan anak atau memikirkan apakah dia melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Misalnya, jika dia menumpahkan segelas susu dan menolak mengakuinya, katakan, "Wah, tumpah, tidak sengaja ya,"
Lalu mintalah dia membantu Moms membersihkannya, tanpa dihakimi.
Dia akan merasa dimengerti dan tidak takut menceritakan secara jujur di masa depan.
2. Usia 5 tahun
Dia menyadari akibat nyata dari perilakunya.
Perilaku khas:
- Dia belajar menempatkan dirinya di posisi orang lain.
- Cukup paham aturan melalui sebuah penyampaian yang baik.
BACA JUGA : Seorang Bayi Kritis Akibat Orangtua Lupa Lakukan Kebiasaan Sepele Ini
- Dia membangun lebih baik - meski jauh dari sempurna - kontrol impuls. Tidak mendapatkan jalannya bisa menyebabkan ledakan, membanting pintu, dan bahkan memukul.
Strategi disiplin terbaik:
- Perluas cara pandangnya terhadap orang lain melalui perbincangan.
Tanyakan, "Bagaimana kamu ingin orang lain bersikap padamu?" Jelaskan efek perilakunya terhadap orang lain dan alasan peraturannya.
- Cobalah sistem manajemen perilaku, seperti sistem Smiley Face, yang dikembangkan oleh Ruth Peters, Ph.D., penulis The Never Too Soon to Discipline (Griffin St. Martin, 1998).
Setiap pagi, pasang selembar kertas dengan tiga wajah smiley di kulkas.
Singkirkan satu wajah setelah setiap perilaku salah, dan tuliskan alasan pelanggarannya.
BACA JUGA :Cara Ampuh Bersihkan Noda Minyak Pada Sofa, Karpet, dan Pakaian
Beri konsekuensi tertentu berupa hukuman mendidik ketika ketiga wajah di kertas itu dicoret.
Jika anak bisa melewati hari dengan setidaknya satu wajah tersenyum ke belakang, berikan dia reward, misalnya pujian maupun stiker sesekali.
- Gunakan batasan untuk menekankan pengendalian diri.
Misalnya, atur penghitung waktu dan katakan, "Kamu punya waktu tiga menit untuk menghentikan keributan atau kamu akan mendapat time-out."
BACA JUGA :Luar Biasa! Ini Manfaat Tak Terduga Jika Garam Dimasukkan Ke Sampo
Source | : | parents.com |
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR