Sementara, siklus malnutrisi tersebut seperti lingkaran setan dan terus berulang apabila kita tidak melakukan pencegahan.
"Apabila seorang remaja putri mengalami malnutrisi maka kita mulai dari remaja menjadi ibu hamil yang mengalami malnutrisi pada saat kehamilan.
Nanti akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Bagaimana dengan laki-laki? Jika mereka seorang suami dan mengalami malnutrisi maka mereka akan menjadi seorang kepala rumah tangga yang mempunyai kapasitas fungsional yang kurang baik.
Sehingga tidak bisa memberikan nafkah yang cukup buat keluarganya dan itu akan menghasilkan keluarga yang akhirnya akan mengalami malnutrisi di usia lanjutnya," papar dokter Sheena.
Baca Juga: Hal Sepele Ini yang Dilakukan Saat Hamil Ini Buat Anak Jadi Stunting, Yuk Cari Tahu Lebih Lanjut!
Salah satu pencegahan melalui pemenuhan gizi, memang ada faktor yang mempengaruhi yaitu perubahan pola makan: saat anak-anak mereka makan bersama keluarga, tetapi saat remaja makan sendiri.
Selanjutnya, perubahan pilihan makanan di mana gerai makanan siap saji mengadakan promosi lalu dibuat paket dengan harga lebih murah membuat remaja memilihnya.
Tak terlepas dari itu, ada gerai makanan atau minuman siap saji baru buka dan hits di kalangan remaja maka tidak sungkan-sungkan remaja kita datang.
Di sisi lain adanya gadget dan media sosial memudahkan akses makanan yang remaja inginkan tetapi mereka tidak tahu makanan yang mereka pilih memiliki kandungan gizi baik atau tidak.
Perubahan gaya hidup: dulu pada masa anak-anak bermain di luar rumah sekarang lebih banyak dihabiskan di depan laptop atau gadget.
Perubahan konsep diri: merasa diri terlalu gemuk sehingga memutuskan diet terlalu ketat lalu mengalami gangguan makan seperti anoreksia nervosa atau bulimia.
Dokter Sheena mengatakan perubahan konsep diri pada remaja ini juga dipengaruhi oleh media sosial atau tontonan.
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR