Dokter Sheena kemudian mengatakan sangat penting untuk kita memperhatikan kebutuhan nutrisi remaja.
"Biasanya kita memperhatikan gizi pada anak, ibu hamil, usia remaja sering terlupakan padahal jika kita lihat dari data RISKESDAS 2018 bahwa di Indonesia sendiri ada sekitar 25,7% usia 13-15 tahun mengalami status gizi dengan perawakan sangat pendek / pendek.
Begitu juga dengan usia 16-18 tahun lebih tinggi hingga 27% remaja kita itu mengalami status gizi dengan perawakan tubuh yang sangat pendek / pendek di bandingkan seusianya," papar dokter Sheena.
Sementara indeks massa tubuh remaja Indonesia sama saja masih ada masalah yaitu sekitar 8,7% remaja usia 13-15 tahun mengalami status gizi dengan indeks massa tubuhnya sangat kurus - kurus bahkan gemuk - obesitas sekitar 16%.
Sedangkan sekitar 8,1% remaja usia 16-18 tahun mengalami status gizi dengan indeks massa tubuhnya sangat kurus - kurus bahkan gemuk - obesitas sekitar 13,5%.
"Menurut Caleyachetty pada tahun 2018 mereka meneliti status gizi remaja di negara dengan low-middle income.
Pada saat ini terjadi Double Burden of Malnutrition di mana pada suatu bangsa itu terjadi masalah Undernutrition baik itu Stunting atau Thinness dan Overnutrition baik itu Overweight atau Obesity dan terjadi secara bersamaan, terjadi juga di Indonesia bila kita lihat data RISKESDAS 2018.
Bagaimana dengan remaja putri kita? Angka anemia meningkat sekali dari tahun 2013 hanya sekitar 37,1% namun pada 2018 menjadi 48,9%," jelas dokter Sheena.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR