Biasanya, makanan ultra-proses diproduksi di pabrik dalam bentuk kemasan, sehingga bisa dikonsumsi kapan pun dan di mana pun.
Selain itu, makanan ultra-proses juga umumnya diiklankan secara komersial dengan tujuan untuk membuatnya terasa seperti makanan “asli” (real food).
Adapun ciri lain dari makanan ultra-proses adalah ditambahkannya bahan-bahan lain seperti pengawet, pewarna buatan, perisa, gula, minyak, garam, dan lain-lain.
Agar lebih mudah untuk membedakan, Dr. Philip Baker pun menjelasakan tentang NOVA sistem, yaitu pengklasifikasian makanan menurut tingkat pengolahannya.
Dalam klasifikasi NOVA, terdapat empat golongan makanan:
Kelompok 1: Makanan yang tidak diproses atau diproses minimal
Contohnya, bagian tumbuhan yang bisa dimakanan (biji-bijian, buah-buahan, dedaunan) atau yang berasal dari hewan (daging, telur, susu).
Jenis makanan ini dapat dikonsumsi dengan cara direbus, didinginkan, dibakar, ditumbuk, digoreng, disangrai, dan lain-lain.
Tak hanya itu, jenis makanan ini semuanya diproses di rumah dan tidak melalui proses industri.
Kelompok 2: Bahan pangan olahan industri
Kelompok makanan ini secara langsung dihasilkan dari kelompok 1 atau dari bahan alam yang diproses dengan cara penekanan, penyulingan, penggilingan, penggerusan, dan pengeringan semprot.
Bahan-bahan ini umumnya digunakan sebagai bumbu untuk menambah kelezatan makanan, seperti garam, gula, minyak, rempah bubuk, asam cuka, dan masih banyak lagi.
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR