Nakita.id - Terhitung sejak awal tahun 2018, cakupan imunisasi di Kota Cirebon telah mencapai 95%.
Hal ini disampaikan langsung oleh dr. Lucya Agung Susilawati selaku Sekertaris Dinas Kesehatan Kota Cirebon.
"Untuk kegiatan imunisasi MR sendiri, Measles Rubella. Alhamdulillah juga kita dalam dua bulan ini cakupannya sudah 95% dan sudah mendapat sertifikat dari Dinas Kesehatan Provinsi," kata Lucya saat ditemui di Kantor Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Kamis (8/2).
Kota Cirebon memang menjadi salah satu kota dengan cakupan imunisasi yang tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan tidak masuknya Kota Cirebon pada daftar Outbreak System Immunization (ORI) pada 2017 lalu.
"Karena Kota Cirebon di 2017 tidak ada kasus dan baru ada satu kasus di akhir September. 2018 juga ada satu kasus. Tapi kita tidak termasuk ORI.
Kalau ORi itu kan KLB yang awalnya tidak ada menjadi ada dan terjadi peningkatan," jelas Lucya.
BACA JUGA: Usai Makan Malam, Perempuan ini Kaget karena Hidungnya Mengalami ini
Rupanya keberhasilan cakupan imunisasi di Kota Cirebon terjadi karena beberapa dukungan.
"Program imunisasi ini kan selalu rutin diadakan setiap tahun. Jadi kami sudah memiliki data sasaran proyeksi berapa jumlah anak-anak berusia 1 tahun yang harus diimunisasi dalam setiap keluarahan dan puskesmas. Hal itu termasuk data ibu-ibu hamil.
Jadi setiap puskemas sudah memiliki kewajiban di wilayah kerjanya masing-masing untuk melakukan imunisasi sesuai dengan jumlah sasaran tersebut," ungkapnya.
Lucya juga menjelaskan, kesuksesan Kota Cirebon didukung oleh respon penduduk, tenaga medis, serta lengkapnya sarana dan prasarana.
Keberhasilan cakupan imunisasi tersebut, tak terlepas dari usaha Dinas Kesehatan Kota Cirebon untuk selalu melakukan pelatihan terhadap tata pelaksanaan dan tata pengelolaan vaksin dan imunisasi.
Mulai dari penyimpanan, pemeliharaan, dan bahkan perawatan dari vaksin itu sendiri.
"Vaksin telah di buat sangat susah sedemikian rupa. Oleh karena itu, kami sangat berhati-hati dalam menjaganya.
Kami selalu memonitor suhu dalam penyimpanan vaksin, sehingga suhu selalu dalam kondisi stabil. Sebab stabilitas dari vaksin itu kan cepat rusak. Oleh karena itu harus selalu terkontrol dan terkendali," jelasnya.
Perlu diketahui, saat Nakita.id bertandang ke tempat penyimpanan vaksin di Dinas Kesehatan Kota Cirebon, semua vaksin disimpan dalam ruangan khusus dan terjaga. Suhu ruangan selalu dimonitor.
"Lemari" vaksinnya sendiri sudah sesuai dengan standarisasi tempat penyimpanan vaksin yang ditetapkan WHO.
Vaksin ditempatkan dalam "lemari" pendingin, mulai dari yang bersuhu -20 derajat celcius untuk vaksin polio, hingga yang bersuhu antara 2-8 derajat celcius untuk vaksin lainnya. Seperti, vaksin DPT, Pentabio, TD.
Menurut Lucy, "lemari" vaksin ini mampu menjaga kualitas vaksin sama seperti saat keluar dari pabrik vaksin Bio Farma di Bandung. Tak terkecuali saat aliran listrik padam.
Dengan begitu, kualitas dan keamanan vaksin dapat tetap terjaga sehingga bermanfaat untuk merangsang anti bodi masyarakat.
BACA JUGA: Vaksin Tak Bisa Digantikan Oleh ASI, Obat Herbal, Ini Penjelasannya
Nah, itu dia Moms, rahasianya mengapa Kota Cirebon lolos dari ORI dan menjadi kota yang patut dicontoh oleh kota-kota lainnya di Indonesia.
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR