Nakita.id - Saat berkunjung ke dokter kandungan, biasanya ada hal lain yang ditanyakan selain kondisi janin dalam rahim.
Moms mungkin sering bertanya-tanya, berapa pastinya usia janin dalam kandungannya.
BACA JUGA: Kepala Anak Terbentur Lantai, Moms Perlu Waspada Gejala Ini
Pertanyaan ini juga sering muncul ketika ibu hamil ingin bepergian dengan pesawat terbang.
Informasi usia kehamilan yang berbeda antara pandangan dokter dan pasien sering menimbulkan rasa cemas.
Ibu khawatir, sang bayi akan lahir melewati waktu yang ditentukan, atau bahkan keluar terlalu dini.
Lalu, bagaimana sebenanrnya menghitung usia kehamilan yang tepat?
BACA JUGA: Alasan Mengapa Moms Harus Bersyukur Punya Suami dengan 4 Zodiak Ini
Dalam sebuah siklus menstruasi, ovulasi terjadi ketika sel telur dilepaskan 14 hari sebelum periode haid berikutnya.
Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan dikeluarkan dari rahim bersamaan dengan darah haid.
Namun jika terjadi fertilisasi, embrio akan tumbuh melalui pembelahan sel.
Kehamilan biasanya dihitung dengan satuan minggu, dimulai dari hari pertama haid ibu yang terakhir.
BACA JUGA: Mandi Pun Ada Aturannya, Moms Jadi Jangan Buat Berbagai Kesalahan Ini
Karena ovulasi terjadi 2 minggu sejak haid pertama dan terjadi pembuahan setelahnya, maka usia embrio lebih muda 2 minggu dari usia kehamilan.
Jadi, jika perempuan dinyatakan hamil usia 4 minggu maka usia embrionya adalah 2 minggu.
Berbeda dengan ibu yang periode menstruasinya tidak teratur, perbedaan usia kehamilan bisa lebih dari 2 minggu.
Misalnya, jika perempuan mengalami keterlambatan haid 2 minggu maka dokter akan menyatakan usia kehamilannya adalah 6 minggu.
Lamanya kehamilan rata-rata 266 hari (38 minggu) yang dihitung sejak terjadinya konsepsi (pembuahan).
Sementara itu, tanggal perkiraan persalinan biasanya dihitung dengan cara mengurangi 3 bulan sejak haid pertama, kemudian harinya ditambah 7 dan tahunnya ditambah 1.
Contohnya, perempuan yang hamil dengan hari pertama haid terakhir 15 Mei 2003, maka perkiraan tanggal persalinannya adalah 22 Februari 2004.
Diperkirakan, hanya 10% kehamilan yang persalinannya sesuai dengan tanggal perkiraan, 50% akan bersalin dalam 1 minggu di sekitar tanggal perkiraan dan 90% akan bersalin dalam 2 minggu sebelum atau setelah tanggal perkiraan awal.
Karena itu, jika persalinan berlangsung kurang dari 2 minggu atau lebih dari 2 minggu dari tanggal perkiraan awal maka itu normal.
Untuk itu, dalam menentukan kehamilan dokter akan melakukan tes darah atau urin.
Misalnya, tes kehamilan menggunakan sistem ELISA (enzyme linked immunosorbent assay) dapat mendeteksi kehamilan secara dini dengan cepat dan mudah.
Namun, bagaimana jika Moms lupa kapan hari pertama hais terakhirnya?
Hal ini tentu akan membingungkan dokter dalam menentukan usia kehamilan. Untuk itu ada beberapa cara yang dapat digunakan.
Salah satunya, mendengarkan detak jantung janin melalui alat khusus yang disebut instrumen Doppler.
Biasanya, detak jantung dapat dideteksi ketika kehamilan memasuki usia sekitar 12-14 minggu dengan alat ini.
Umumnya, ibu yang sedang mengandung merasakan pergerakan janin ketika usia kehamilannya 16-20 minggu dan biasanya dirasakan lebih awal oleh perempuan yang sudah pernah hamil sebelumnya.
Dengan demikian, sudah nggak bingung lagi ya Moms menghitung usia buah hati yang masih dalam kandungan.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | Intisari.grid.id,American Pregnancy Association. |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR