Nakita.id - Saat hamil Moms pasti membayangkan bagaimana wajah Si Kecil ketika telah lahir ke dunia.
Meski Si Kecil masih berada di dalam kandungan, menjalin komunikasi dengan Si Kecil tidak harus menunggu sampai ia lahir.
Ternyata, saat masih di dalam kandungan, bayi telah mulai mendengar dan mengenal suara yang ada di sekelilingnya.
Si Kecil yang belum lahir dapat merespon getaran dan suara dari Moms untuk mereka.
Sehingga Moms bisa untuk melakukan komunikasi dengan Si Kecil
Melakukan komunikasi dengan janin yang ada di dalam rahim bisa Moms lakukan dengan cara mengelus perut atau Moms bisa membacakannya buku.
Moms, berkomunikasi dengan janin ternyata sangat penting.
Melalui komunikasi itulah, janin akan semakin mengenal siapa mamanya.
Dilansir dari nakita.grid.id terdapat beberapa manfaat yang bisa Moms lakukan apabila mengajak janin ngobrol, seperti berikut:
Mampu membangun kedekatan Moms dan Si Kecil
Selama mengandung komunikasi yang terjalin antara Moms dengan sang janin akan menciptakan kedalaman hubungan emosional antara Moms dengan janin.
Hubungan batin dan ikatan emosional antara Moms dan calon anaknya itu dapat terbentuk semakin dalam melalui komunikasi yang dilakukan sejak dini.
Janin akan merasa nyaman dan lebih tenang di dalam kandungan dengan mendengarkan suara Moms.
Serta merasakan sentuhan kasih sayang dan emosi Moms.
Melatih pendengaran janin dalam kandungan
Moms bisa memberikan suara-suara yang bisa didengarkan saat Si Kecil masih berada di dalam kandungan.
Mendengarkan lagu-lagu yang menyenangkan dan juga lembut saat hamil dapat membantu bayi merasa tenang.
Lagu yang lembut memiliki kecepatan yang menenangkan
Sehingga gelombak otak Moms dan bayi menjadi lebih santai.
Mengajak Si Kecil ngobrol dengan suara mama juga bisa memberikan efek menenangkan bagi bayi.
Melatih pendengaran janin dengan hal tersebut membuat bayi saat lahir menjadi terbiasa dengan suara-suara yang ada di sekelilingnya.
Mempengaruhi pembentukan karakter Si Kecil
Karena merasakan sentuhan kasih sayang dan emosi Moms, Si Kecil akan memiliki karakter yang sama dengan Moms.
Sebagai contoh, Moms yang selalu cemas akan melahirkan anak yang cemas pula.
Sedangkan Moms yang bahagia, emosinya stabil, sering bernyanyi dan bercerita untuk janinnya.
Lebih cenderung akan memiliki anak dengan emosi yang juga lebih stabil dan mudah diasuh.
Moms tidak mengalami baby blues
Baby blues merupakan perasaan yang sangat sedih di hari-hari setelah Si Kecil lahir dan itu sangat normal.
Jika Moms baru saja melahirkan dan merasa mudah menangis, mudah tersinggung dan sedikit tertekan, kemungkinan Moms mengalami baby blues.
Baca Juga: Sejauh Apa Peran Ayah Dalam Pembentukan Karakter Anak? Ini Jawabannya
Karena Moms sering melakukan komunikasi dengan sang janin, maka Moms akan mengajarkan untuk mengasihi calon anak dengan tulus.
Menerima anak secara apa adanya bahkan sejak sebelum terbentuk menjadi individu yang utuh.
Hal tersebut penting untuk dilakukan agar Moms tidak mengalami baby blues apalagi sampai mengalami depresi pasca melahirkan.
Memiliki kepekaan terhadap Si Kecil
Ketika janin bergerak-gerak, melonjak, atau menendang-nendang membuat Moms merasa menjadi lebih peka.
Sehingga setelah Si Kecil lahir, hubungan Moms akan terlihat lebih dekat.
Moms akan memiliki kepekaan atau naluri keibuan yang lebih mendalam pada apa yang terjadi dengan Si Kecil.
Baca Juga: Penelitian: Baby Blues Dialami 80 Persen Ibu Baru Melahirkan, Begini Cara Mengatasinya
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Source | : | nakita.grid.id |
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Rachel Anastasia Agustina |
KOMENTAR