Nakita.id - Bau tangan merupakan salah satu istilah yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Para orang tua mempercayai bahwa bayi yang terlalu sering digendong bisa menjadi bau tangan.
Banyak yang percaya bahwa terlalu sering menggendong bayi bisa mebuatnya menjadi tidak mandiri.
Bayi akan lebih sering menangis apabila tidak digendong oleh orang tuanya.
Padahal menurut Konsultan Menggendong yang bernama Indah Siauw, Certified Babywearing Consultant dari School of Babywearing UK dalam peliputan khusus yang dilakukan bersama Nakita.id mengatakan, bahwa bau tangan sendiri merupakan mitos belaka.
Bau tangan sendiri dipercayai oleh orang terdahulu karena dianggap bisa mendatangkan efek negatif.
Karena banyak orang terdahulu mempercayai terlalu sering menggendong bayi bisa sebabkan pekerjaan rumah terbengkalai.
"Bau tangan adalah mitos yang dibuat oleh masyarakat karena orang tua lelah menggendong anaknya terus menerus. Menggendong menjadi sebuah momok yang amat menakutkan karena kalau menggendong terus menerus artinya pekerjaan rumah terbengkalai, lelah, dan yang lebih ditakutkan adalah terjadi baby blues pada orang tua," ujar Indah dalam wawancara mendalam bersama Nakita.id, Senin (31/05/2021).
Menurut Indah sendiri bau tangan menjadi sesuatu yang sangat wajar dialami saat 3 bulan pertama usia bayi.
"Padahal, bau tangan itu umum dan wajar terjadi pada bayi di 3 bulan pertamanya. Nah si fase bau tangan ini sebenarnya adalah fase the fourth trimester atau sering diplesetkan menjadi the fourthgotten trimester, yakni trimester keempat yang terlupakan.
Orang mengira ketika bayi lahir ya sudah, diharapkan bayinya bisa menenangkan dirinya sendiri. Gak sekalian ngarepin bayinya bisa makan sendiri, mandi sendiri, bahkan bisa ngomong pas begitu lahir?" tambah Indah.
Menurut Indah, yang menyebabkan bayi suka digendong karena saat berada dalam gendongan Si Kecil akan merasa seperti di dalam rahim Moms.
"Jadi, di fase trimester keempat ini, bayi sedang beradaptasi dari Rahim ibu ke dunia luar. Karena menggendong upright dan M-shape ini sama mirip kayak suasana di rahim ibu, makanya bayi suka sekali digendong," ujar Indah.
Indah mengatakan, para orang tua yang dirundung rasa takut bayinya bau tangan biasanya orang-orang yang belum memiliki ilmu pengetahuan yang cukup tentang menggendong bayi.
"Seringkali orang tua gak sabaran karena belum tahu ilmunya. Tapi kalau sudah tahu kalau fase ini alamiah dan hanya berlangsung sebentar, pasti fase ini akan dielu-elukan deh, karena momen menggendong hanya sebentar tapi manfaatnya luar biasa banyak.
Fase “bau tangan” ini jika dihadapi dengan ilmu pengetahuan menggendong yang cukup, malah menjadi suatu momen paling membahagiakan dalam hidup. Bagaimana tidak? Kapan lagi bisa mendekap bayi yang mungil dalam pelukan, mendengar irama nafasnya, mencium bau bayi yang bisa bikin hormone oksitosin melimpah ruah.
Begitu anak sudah bisa merangkak, jalan, lari, ya sudah, momen itu tak akan bisa terulang lagi, hanya bisa dikenang dalam ingatan," ungkap Indah.
Baca Juga: Keseringan Menggendong Si Kecil Banyak Dipercaya Bikin Anak Jadi 'Bau Tangan', Benarkah?
Indah kembali menekankan kepada para orang tua agar tidak takut dengan istilah bau tangan.
"So, jangan takut dengan bau tangan. Justru takutlah dengan melewati fase bau tangan ini dengan stress sepanjang hari.
Jika bau tangan dihadapi dengan ilmu pengetahuan menggendong yang cukup, maka bau tangan bukan momok yang menakutkan," tutup Indah.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR