Nakita.id - Tak ada orangtua yang menginginkan buah hatinya mengalami masalah kesehatan mental.
Di samping hal itu, masalah kesehatan mental pada anak ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Sebelum mengetahui, faktor yang menyebabkan anak mengalami masalah kesehatan mental, yuk cari tahu kondisi yang mengharuskan anak mendapatkan bantuan psikolog.
Kondisi seorang anak membutuhkan bantuan psikolog adalah ketika sudah terjadi perubahan dalam rutinitas sehari-hari.
Kemudian perubahan rutinitas ini berlangsung lebih dari satu minggu dan orangtua tidak bisa menangani.
Lantas, apa saja faktor yang menyebabkan anak mengalami masalah kesehatan mental?
Maka Nakita.id telah mewawancarai psikolog untuk membahas faktor yang menyebabkan anak mengalami masalah kesehatan mental.
Beberapa faktor bisa mempengaruhi seorang anak mengalami masalah kesehatan mental.
Oleh karena itu, Nakita.id telah mewawancarai Monica Sulistiawati, M.Psi. Psikolog, Personal Growth dan Miracle Moms & Baby Healthy Clinic, untuk membahas faktor yang menyebabkan anak mengalami masalah kesehatan mental.
Monica menjelaskan ada tiga faktor yang menyebabkan anak mengalami masalah kesehatan mental.
Baca Juga: Jangan Pikir Hanya Menimpa Orang Dewasa, Yuk Cari Tahu Masalah Kesehatan Mental pada Anak
1. Biologis
Monica mengatakan faktor biologis biasa paling sering dialami oleh remaja ketika pubertas karena mengalami perubahan hormonal.
"Anak-anak remaja ini lebih rentan mengalami kecemasan dan depresi. Kenapa? Karena ada hormon-hormon di dalam diri dia, senyawa kimia di otaknya dia yang belum berkembang secara maksimal," jelas Monica dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Kamis (8/7/2021).
"Kemudian ada hormon dopamin, serotonin yang mempengaruhi si anak, ini yang masih perlu distimulasi sehingga anak bisa berpikir lebih jernih," tambahnya.
Monica juga menjelaskan faktor biologis ini juga bisa dialami pada bayi dan balita yang tadinya perkembangannya berjalan sesuai dengan tahap-tahap usianya tiba-tiba anak mengalami kemunduran karena kejang hingga cedera di kepala.
2. Psikologis
Monica mengatakan faktor psikologis ini termasuk faktor personal dalam diri si anak.
"Temperamen si anak kan ada anaknya yang easy child, slow to warm up, ada anak yang difficult. Jadi temperamen dia, self-esteem, dan self-confidentnya si anak itu mempengaruhi," jelas Monica.
"Kemudian anak yang ekspetasi dirinya atau ideal self terlalu tinggi itu juga mempengaruhi anak jadi rentan mengalami kecemasan. Kemudian self resilient si anak itu juga pengaruh," tambahnya.
3. Sosial atau lingkungan
Monica mengatakan faktor lingkungan ini dimulai dalam lingkungan keluarga - lingkungan yang paling kecil terlebih dahulu.
"Contohnya pola asuh orangtua yang terlalu menuntut atau sebaliknya terlalu memanjakan. Ini bisa menimbulkan anak menjadi rentan mengalami masalah kesehatan mental," jelas Monica.
Kemudian, setelah dari lingkungan keluarga kita beranjak ke lingkungan yang lebih besar, yaitu lingkungan pertemanan.
"Teman-teman sebaya itu juga sangat berdampak pada kesehatan mental anak. Lingkungan sekolah itu juga berdampak.
Kemudian misalnya lingkungan perumahan yang buruk contohnya kemiskinan, anak-anak yang sorry to say tinggalnya di daerah prostitusi itu juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental mereka," tambahnya.
Di sisi lain, Firesta Farizal, M.Psi, Psikolog, Psikolog Klinis Anak dan Remaja serta Direktur Klinik Mentari Anakku, juga menjelaskan faktor yang menyebabkan anak mengalami masalah kesehatan mental.
Etha memaparkan faktor yang menyebabkan anak mengalami masalah kesehatan mental bisa jadi ada dua faktor yaitu nature dan nurture.
"Nature adalah faktor yang dibawa sama anak itu sendiri, faktor-faktor bawaan. Nurture adalah lingkungan, pola asuh, bagaimana orangtua mengasuh anak, dan lain-lain," papar Etha dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Jumat (9/7/2021).
Etha kemudian memberikan contoh kasus yaitu kecemasan berdasarkan teorinya bisa diturunkan, dipelajari, jadi anak sudah bawa faktor kecemasannya lalu dia mungkin mempelajarinya dari orangtua.
Dari bagaimana orangtua secara tidak sadar mungkin punya respon-respon cemas yang tidak sadar dipelajari oleh anaknya.
"Jadi pertama kita butuh tahu bahwa bisa jadi ada kombinasi atau ada gabungan antara faktor si anaknya sendiri sama faktor lingkungan. Kedua, kalau kita bicaranya anak, peran orangtua sangat penting, pola asuh, hingga keluarga sangat penting," papar Etha.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR