Nakita.id - Air ketuban sangatlah penting untuk menjaga bayi maupun melancarkan proses tumbuh kembangnya di dalam rahim.
Tapi, kelebihan air ketuban juga bisa mengakibatkan risiko yang berbahaya.
Wanita yang mengalami polihidramnion atau air ketuban berlebihan bisa lebih berisiko mengalami komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
Akibatnya, dokter pun harus memantau kadar cairan secara teratur sampai Moms siap untuk melahirkan.
Seperti diketahui, jumlah cairan ketuban di dalam rahim akan terus meningkat hingga sekitar 1 liter pada minggu ke-36 kehamilan.
Setelah waktu ini, jumlah cairan akan cenderung berkurang.
Baca Juga: Waspada! Inilah Bahayanya Kekurangan atau Kelebihan Air Ketuban
Melansir dari Mayo Clinic, gejala polihidramnion terjadi akibat tekanan yang diberikan di dalam rahim dan organ di sekitarnya.
Polihidramnion dapat berkembang karena beberapa penyebab, seperti:
- Kehamilan ganda, yaitu kehamilan dengan dua atau lebih janin di dalam rahim.
- Diabetes ibu, yang juga disebut dokter sebagai diabetes gestasional.
- Janin mengalami kesulitan menelan cairan ketuban.
- Janin menghasilkan peningkatan jumlah urin.
- Malformasi kongenital, seperti penyumbatan saluran pencernaan atau saluran kemih janin, atau perkembangan otak dan sumsum tulang belakang yang tidak normal.
- Masalah yang mempengaruhi susunan genetik janin, paru-paru, atau sistem saraf
infeksi pada janin.
- Anemia, atau kekurangan sel darah merah pada janin.
Terkadang, dokter mungkin tidak menemukan penyebab lain munculnya polihidramnion.
Baca Juga: Air Ketuban Berlebihan Saat Trimester Tiga, Berbahayakah?
Untuk mengobati polihidramnion, dokter biasanya berusaha mengurangi jumlah cairan ketuban di dalam rahim. Hal inilah yang dapat memperpanjang kehamilan.
Dokter juga dapat menggunakan salah satu metode berikut untuk mengurangi volume cairan, seperti:
1. Amniosentesis reduksi, juga disebut amnioreduksi
Ini adalah prosedur di mana dokter mengambil cairan dari rahim.
Namun, komunitas medis belum mencapai kesepakatan tentang berapa banyak cairan yang harus dikeluarkan atau seberapa cepat untuk menariknya.
2. Obat-obatan
Ini bisa termasuk penghambat sintetase prostaglandin atau sulindac, yang merupakan obat antiinflamasi nonsteroid.
Polihidramnion dapat meningkatkan risiko komplikasi, sehingga dokter biasanya memantau janin dengan cermat, dimulai pada usia kehamilan 32 minggu.
Nah, itu dia Moms penyebab dan cara mengobati polihidramnion atau kelebihan air ketuban.
Baca Juga: Ini Bahaya Jika Air Ketuban Berlebihan
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Lolita Sianipar |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR