Menurut Dita, pandangan strereotipe gender tertentu ini menjadi tidak seimbang.
"Terlebih, perempuan dilihat lebih rendah dan menjadi didominasi kaum laki-laki," kata Dita.
Selain itu, penerapan strereotipe ini juga berdampak negatif bagi perempuan dan laki-laki.
"Perempuan dipandang cenderung pasif, lemah, mengalah, naif, sedangkan laki-laki cenderung banyak bicara, tidak sensitif, berjiwa persaingan, ambisius, menuntut dilayani oleh perempuan," ungkap Dita.
Jika Moms dan Dads menerapkan strereotipe ini dalam keluarga, maka anak laki-laki dan perempuan menjadi tidak menonjol dan tidak bisa menunjukkan sisi kelemahannya.
"Dengan menganut stereotipe gender seperti ini, para perempuan jadi sulit untuk menonjol di lingkungan sosial, sementara laki-laki tidak diperbolehkan juga untuk menunjukkan kelemahan seperti menangis begitu," jelas Dita.
Baca Juga: Kekerasan Perempuan di Indonesia Kian Marak, Ayo Lawan dengan Kampanye Ini
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Lolita Sianipar |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR