Nakita.id - Di tengah angka kasus Covid-19 yang sudah menurun, ada kabar bahagia dari dunia pendidikan.
Kabarnya rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang sempat tertunda akan kembali digelar pada awal Bulan September 2021 nanti, Moms.
Sekolah-sekolah yang diizinkan untuk melakukan PTM adalah yang di wilayah level 1,2, dan 3.
Namun untuk melakukan PTM kembali, baik tenaga pengajar, peserta didik, dan juga orang tua murid harus melakukan berbagai persiapan baik fisik maupun mental.
Orang tua juga tidak dipaksa untuk mengizinkan anaknya melakukan PTM, apabila orang tua keberatan maka buah hatinya bisa tetap bersekolah di rumah.
Untuk orang tua yang ingin anaknya segera bisa melakukan PTM, tentunya harus memenuhi syarat.
Syarat utama anak bisa kembali PTM adalah sudah divaksin.
Begitu juga dengan tenaga pengajar, dan orang-orang yang berada di lingkungan sekolah harus melakukan vaksin terlebih dahulu.
Lantas bagaimana dengan guru dan peserta didik yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid dan tidak bisa divaksin, apakah tetap bisa melakukan PTM?
Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd, mengatakan bagi guru yang tidak memiliki penyakit penyerta dan belum vaksin tetap dianjurkan melakukan PTM terbatas.
Namun bagi guru yang memiliki penyakit komorbid ada baiknya melakukan PTM dari rumah saja.
Dra. Sri juga mengatakan, orang tua, peserta didik, dan masyarakat lainnya memang harus disosialisasikan tentang PTM ini.
"Kita ini kan menjaga sehat dan selamat, meyakinkan orang tua, masyarakat, peserta didik memang tidak mudah maka perlu dibangun komunikasi yang baik. Mempersiapkan PTM itu bukan hanya sebatas cukup beri pengumuman saja kepada orang tua, tapi harus juga menyosialisasikannya, menginformasikan dampak-dampak yang akan ditimbulkan itu menjadi lebih penting, tidak hanya melarang tapi kasih sosialisasi secara massif, secara lebih jelas harus disampaikan," ungkap Dra. Sri dalam wawancara bersama Nakita.id, Kamis (26/08/2021).
Untuk meyakinkan para orang tua tentu membutuhkan kolaborasi semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga pengajar, dan sebagainya.
"Ini butuh kolaborasi semua pihak untuk menyampaikan dampak-dampak ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan terhadap masyarakat," tambahnya.
Dra. Sri mengatakan, agar tidak memaksakan orang-orang yang memiliki komorbid untuk banyak berinteraksi di luar rumah secara bebas.
"Jangan memaksakan orang yang memiliki Komorbid untuk berinteraksi secara bebas dan terbuka. Saya rasa yang memiliki komorbid untuk tidak PTM sampai ada penanganan lebih lanjut dari pihak terkait dan sebaiknya di rumah saja terlebih dahulu sampai kondisi aman," tutupnya.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR