Nakita.id - Ciri menstruasi yang sehat bisa dilihat dari durasinya.
Biasanya, menstruasi yang normal terjadi selama kurang lebih 7 hari.
Apabila terjadi hingga lebih dari 7 hari, maka perlu diwaspadai.
Tak hanya durasi, menstruasi yang sehat juga bisa dilihat dari warna darah yang keluar.
Apabila darah yang keluar berwarna merah terang, bisa dibilang menstruasi yang terjadi baik-baik saja.
Namun, hati-hati jika warna darah yang ditunjukkan selain berwarna merah muda atau pink.
Hal ini bisa saja menunjukkan gejala kurangnya sel darah merah dalam tubuh.
Saat menstruasi, ada berbagai senyawa dalam tubuh yang hilang.
Keluarnya darah dari vagina tentu saja membuat tubuh menjadi kehilangan jumlah darah merah dan menjadi gejala anemia.
Tentu saja Moms tidak ingin ini terjadi.
Ada satu cara untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dalam tubuh secara alami.
Sel darah merah dalam tubuh terbentuk dari asupan zat besi.
Maka dari itu, mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi bisa mengembalikan sel darah merah yang hilang.
Dilansir dari Kompas.com, karena siklus menstruasi wanita membutuhkan asupan zat besi lebih banyak daripada pria.
Zat besi yang dibutuhkan oleh wanita paling tidak 18 miligram per harinya.
Banyak yang belum tahu bahwa zat besi adalah komponen penting dalam pembentukan sel darah.
Dilansir dari UCSF Health, zat besi paling banyak ditemukan di sel darah merah atau yang sering disebut dengan hemoglobin.
Hemoglobin inilah yang berfungsi untuk mengantarkan oksigen dari darah ke berbagai organ dan jaringan di dalam tubuh.
Wanita yang mengalami menstruasi kehilangan sel darah merah setiap harinya.
Dengan kehilangan sel darah merah melalui menstruasi, ia juga kehilangan asupan zat besi dalam tubuh.
Menurut Better Health, wanita yang sedang mengalami menstruasi paling tidak kehilangan 1 miligram zat besi setiap harinya dari darah yang keluar.
Kurangnya sel darah merah dalam tubuh ini bisa dilihat dari warna darah yang keluar dari vagina.
Itulah sebabnya apabila darah berwarna merah muda artinya kurang asupan zat besi.
Baca Juga: Dijamin Bisa Percepat Proses Penyembuhan, Berikut Makanan Untuk Penderita Covid Isolasi Mandiri
Dilansir dari Mayo Clinic, berikut adalah gejala lain orang yang mengalami anemia:
1. Sering kelelahan
2. Detak jantung tak teratur
3. Sering merasa pusing
4. Kulit pucat
Menambahkan asupan zat besi sangat disarankan bagi wanita karena setiap bulannya mengalami menstruasi.
Terutama, bagi wanita yang kerap mengalami menstruasi yang berlebihan.
Menambahkan asupan zat besi tak sulit kok, Moms.
Sebab, zat besi bisa ditambahkan melalui menentukan pola makan yang lebih teratur.
Mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi akan sangat membantu produksi sel darah merah dalam tubuh.
Berikut adalah bahan makanan yang kaya akan zat besi:
1. Hati ayam
2. Daging merah, seperti daging sapi
3. Kacang-kacangan, terutama kacang merah dan kedelai
4. Bayam
5. Brokoli
Baca Juga: Yuk Mulai Rutin Mengonsumsi Ikan, Ternyata Manfaatnya Banyak Lho Bagi Kesehatan
Belum banyak yang mengerti, ternyata biji labu juga kaya akan zat besi.
Biasanya, kebanyakan orang memanfaatkan labu hanya daging buahnya saja.
Saat memotong labu, kebanyakan dari kita menyingkirkan bijinya.
Padahal, biji labu mampu mendorong produksi sel darah merah dalam tubuh karena kaya akan zat besi.
Dilansir dari Healthline, paling tidak dalam 28 gram biji labu, terkandung 2,5 miligram zat besi.
Apakah bisa biji labu dijadikan santapan?
Banyak yang belum tahu bahwa biji labu bisa yang kaya akan zat besi bisa dijadikan camilan kuaci.
Sel darah merah dalam tubuh tidak akan mampu diproduksi apabila kekurangan zat besi.
Untuk itu, perlu menambah zat besi untuk pembentukan sel darah merah.
Zat besi hanya bisa ditambahkan melalui makanan yang kita konsumsi.
Maka dari itu, perlu untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi secara berkala agar jumlah sel darah merah dalam tubuh tetap stabil.
Berikut adalah beberapa cara lain untuk tetap menjaga asupan zat besi dan jumlah sel darah merah stabil.
1. Minum vitamin C
Zat besi tak hanya bisa didapat melalui bahan makanan daging merah saja.
Zat besi juga bisa didapat dari sayuran seperti kacang polong, bayam, dan tahu.
Namun, daging merah jauh lebih mudah untuk diserap dibandingkan zat besi dari sayuran.
Dilansir dari Everyday Health, mengonsumsi vitamin C dapat membantu menyerap zat besi, bahkan dari bahan makanan yang bukan daging merah.
Vitamin C bisa didapat dari buah-buahan seperti kiwi, brokoli, paprika, dan kembang kol.
2. Kendalikan konsumsi kafein
Kafein banyak ditemukan di minuman yang dapat menambah energi di pagi hari, seperti kopi dan teh.
Sebaiknya, saat mengonsumsi makanan tinggi zat besi, jangan langsung mengonsumsi minuman berkafein.
Sebab, dalam kopi dan teh mengandung tannin yang mampu mengganggu proses penyerapan zat besi.
Minuman berkafein bisa dikonsumsi beberapa jam setelah atau sebelum memakan makanan tinggi zat besi.
Menjaga asupan zat besi untuk tubuh sangat penting, terutama bagi perempuan yang menstruasi.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com,Healthline,Mayo Clinic,Everyday Health,ucsfhealth.org,Better Health |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR