Nakita.id - Moms, apakah si Kecil yang ada di kandungan aktif bergerak?
Tentu setiap harinya, Moms yang sedang hamil wajib untuk mengetahui aktivitas si Kecil yang ada di dalam perut.
Sebab, dengan begitu, Moms bisa tahu apakah ia aktif dan sehat.
Janin bisa dibilang aktif apabila ia sudah menunjukkan adanya pergerakan pada minggu ke-20.
Dilansir dari News Medical Life Sciences, sebenarnya janin sudah melakukan gerakan pada minggu ke-13.
Namun, gerakan bayi baru bisa dirasakan Moms pada kisaran minggu ke-20.
Perlu diwaspadai oleh Moms apabila si Kecil tidak menunjukkan gerak yang aktif.
Gerakannya cenderung jarang dan tidak ada kemajuan dari hari ke hari.
Baca Juga: Berikut Ini Penyebab dan Cara Mengobati Air Ketuban Berlebihan Selama Masa Kehamilan
Segera cek kembali kondisi kandungan Moms dan ketahui apa penyebabnya.
Salah satu yang bisa menjadi penyebab janin kurang bergerak adalah menurunnya jumlah air ketuban.
Menurunnya jumlah air ketuban ini tidak ada waktu tertentu dan bisa terjadi kapan saja.
Namun, dilansir dari Apollo Clinic, menurunnya jumlah air ketuban sangat biasa terjadi pada trimester terakhir.
Biasanya, dokter kandungan akan memeriksa kondisi air ketuban dengan metode AFI atau amniotic fluid index.
Apabila AFI menunjukkan adanya kekurangan air ketuban sebanyak 500 mililiter, terutama pada minggu ke-32 hingga 36.
Apa saja, sih penyebab dari kekurangan air ketuban?
Kekurangan air ketuban memang menjadi salah satu faktor penyebab janin kurang bergerak.
Hal ini perlu diperhatikan oleh Moms yang sedang hamil, terutama pada kisaran minggu ke-30.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab dari kekurangan air ketuban, di antaranya:
1. Kelainan bawaan
Dilansir dari Medical News Today, perlu berhati-hati bagi Moms yang memiliki masalah ginjal.
Biasanya, kelainan pada ginjal yang bisa menurun pada janin juga memengaruhi jumlah volume air ketuban.
Komponen utama air ketuban pada paruh kedua kehamilan adalah urine janin.
2. Ada bagian membran yang pecah atau bocor
Adanya membran yang pecah membuat air ketuban menjadi bocor.
Hati-hati jika diketahui ada masalah dengan air ketuban yang bocor sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Kondisi ini kerap disebut sebagai premature rupture of membranes atau PROM.
Semakin hal ini terjadi lebih dini, bisa jadi kasus ini membahayakan ibu dan janin.
Hal ini mempengaruhi paling tidak 2 dari 100 kehamilan di seluruh dunia.
3. Masalah pada plasenta
Hati-hati jika plasenta tidak mampu menyalurkan darah dan nutrisi yang cukup pada bayi.
Dilansir dari Apollo Clinic, hal ini bisa saja membuat janin berhenti memproduksi cairan.
4. Kehamilan lewat bulan
Kehamilan yang sudah melewati masanya bisa menjadi salah satu faktor kurangnya air ketuban.
Apalagi jika umur kehamilan sudah melebihi 42 minggu.
Dalam umur kehamilan lebih dari 42 minggu fungsi plasenta akan berkurang dan berujung pada penyebab janin kurang bergerak.
Hal inilah yang menjadi penyebab kurangnya volume air ketuban.
5. Komplikasi pada ibu
Faktor kompilkasi seperti preeklampsia, hipertensi, dehidrasi, dan diabetes menjadi salah satu penyebabnya juga.
Terjadinya hipoksia juga mempengaruhi tingkat volume air ketuban.
Perlu Moms tahu, ada berbagai risiko yang bisa memengaruhi bayi dan ibu hamil jika mengalami kekurangan air ketuban.
Perlu diketahui, air ketuban membantu perkembangan otot dan anggota gerak janin.
Apabila air ketuban cukup, janin akan bebas bergerak, otot dan anggota gerak lainnya juga terlatih.
Hati-hati jika kurangnya air ketuban terjadi di paruh awal kehamilan.
Baca Juga: Air Ketuban Pecah Dini? Begini yang Harus Moms Lakukan
Sebab, akan menjadi hal yang serius dan harus segera ditangani oleh dokter.
Salah satu akibat kekurangan air ketuban di awal kehamilan adalah terjadinya cacat pada bayi.
Hal ini disebabkan karena kurangnya air ketuban menghimpit bayi dan organnya.
Kurangnya air ketuban juga berkemungkinan untuk terjadi keguguran.
Apabila terjadi setelah paruh kedua kehamilan, akan berpeluang menyebabkan Intrauterine Growth Restriction atau IUGR, serta berkemungkinan untuk:
1. Bayi lahir prematur
2. Komplikasi kehamilan dan berujung pada kelahiran secara sesar
Wajar jika Moms sangat memperhatikan tingkat volume air ketuban yang menjadi penyebab janin kurang bergerak.
Tetap memberi perhatian pada tingkat volume air ketuban baik untuk dilakukan demi kesehatan Moms dan si Kecil yang masih dalam kandungan.
Namun, Moms tidak perlu terlalu mengkhawatirkan adanya peluang kekurangan air ketuban.
Sebab, masalah kurangnya air ketuban ini bisa diatasi, kok, Moms.
Pertemuan dengan dokter jangan sampai terlambat atau ditunda.
Checkup secara berkala mampu untuk mengetahui perkembangan kehamilan ibu.
Sehingga apabila ditemui ada permasalahan pada kehamilan, dalam hal ini pada volume air ketuban, bisa cepat diatasi.
Pertama, pastikan Moms memiliki jam istirahat yang cukup.
Melakukan latihan gerakan sebagai olahraga sangat dianjurkan.
Namun jangan sampai Moms menjadi terlalu lelah.
Kedua, minum air putih yang cukup setiap harinya.
Dengan tubuh terhidrasi, oksigen akan mudah diterima oleh janin.
Ketiga, diskusikan dengan dokter mengenai prosedur apa yang harus dilakukan untuk menambahkan tingkat volume air ketuban.
Bisa saja, dokter menganjurkan amnio-infusion atau amniocentesis.
Menjaga tingkat volume air ketuban itu penting untuk menjaga aktivitas janin.
Source | : | what to expect,American Pregnancy Association,Medical News Today,News Medical Life Sciences,Apollo Clinic |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR