Nakita.id - Perkawinan anak merupakan perkawainan yang terjadi sebelum orang tersebut genap berusia 18 tahun.
Perkawinan anak di Indonesia sendiri bisa terjadi karena berbagai faktor misalkan ekonomi, dan juga sosial.
Banyak orang tua yang mengalami kesulitan ekonomi akhirnya mengorbankan anaknya untuk menikah dengan orang lain yang memiliki kehidupan ekonominya lebih baik.
Namun juga bisa dari lingkungan sosial dimana tempat anak tersebut tinggal, bagaimana pergaulannya.
Saat ini banyak sekali perkawinan anak terjadi akibat pergaulan yang terlalu bebas sehingga menyebabkan kehamilan di luar nikah.
Perkawinan anak ini tentu saja berisiko tinggi dan bertentangan pada Undang-undang perlindungan anak yang ada.
Seharusnya setiap anak memiliki kesempatan untuk bersekolah setinggi-tingginya terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah.
Perkawinan anak sendiri mendatangkan banyak sekali risiko bagi anak itu sendiri terutama bagi kesehatan reproduksinya.
Karena masih banyak sekali anak yang tabu tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.
Apabila anak tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi kemudian mereka hamil maka kehamilannya tersebut tentu berisiko tinggi.
Maka dari itu perkawinan anak ini juga berisiko meningkatkan angka kematian ibu dan anak di Indonesia.
Baca Juga: Ini Dia Alasan Kenapa Penting Jaga Kelembapan Organ Kewanitaan dan Pilih Celana Dalam yang Tepat
Hal tersebut pun menyita perhatian Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin, SE, M.Sc., M.Fin, dalam peliputan khusus yang dilakukan bersama Nakita.id dengan tema 'Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi' mengatakan, untuk mencegah dan mengatasi agar perkawinan anak tidak terus meningkat pihak keluarga harus memberikan edukasi kepada buah hatinya tentang kesehatan reproduksi.
"Sangat efektif untuk dilakukkan adalah pada tingkat keluarga selain kita memberikan edukasi terhadap kesehatan reproduksi ini kepada anak-anak," kata Lenny dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Senin, (13/09/2021).
Menurut Lenny peran orang tua sangat penting untuk kehidupan seksual para remaja ke depannya.
"Oleh karena itu peran orang tua atau pengasuh pengganti tentu memegang peran yang penting untuk mengedukasi kehidupan seksual pada remaja, edukasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja apalagi saat ini belum banyak orang yang peduli terhadap risiko-risiko yang bisa menyerang remaja khususnya dalam menjaga kebersihan serta kesehatan organ reproduksi," tambah Lenny.
Pasalnya jika perkawinan pada anak ini terus meningkat maka berpotensi membahayakan nyawa mereka.
"Mulai dari HIV dan AIDS, tingginya angka kematian ibu akibat melahirkan di usia muda, sampai akhirnya ada kematian pada remaja perempuan karena nekat mengambil tindakan aborsi," tutup Lenny.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR