Salah satu guru besar bidang aktivitas olahraga fisik dan kesehatan di Bournemouth University bernama Joanne Mayoh, Ph.D. pernah melakukan riset mengenai bagaimana media sosial mengkomunikasikan ekspektasi yang tidak realistis ini untuk wanita hamil.
Mayoh menemukan bahwa banyak unggahan yang mencoba menunjukkan seperti apa "kehamilan yang sempurna" itu, yaitu dengan menunjukkan berbagai produk mewah dan mem-filter foto perut hamil mereka.
Maka dari itu, jangan heran ya Moms, kalau sampai sekarang masih banyak orang yang memperlakukan anaknya sebagai sebuah "benda" ketimbang manusia kecil yang harus dirawat dengan penuh kasih sayang.
2. Banyaknya Cerita "Nyata"
Mungkin sebagian Moms senang membaca cerita orang-orang di media sosial mengenai perjuangannya di masa kehamilan hingga persalinan.
Namun, ada juga lo yang percaya kalau orang-orang sengaja mengunggah ceritanya untuk mem-boost profil media sosial mereka.
Bahkan, untuk meraih popularitas secara online.
Hal ini juga ditemukan oleh Mayoh tentang bagaimana banyak wanita hamil yang merubah gaya tulisannya di media sosial seputar kehamilan.
Menurutnya, itu hampir seperti serangan balasan, dimana wanita menggunakan media sosial (seperti Instagram) sebagai ruang untuk mengolah dan mereproduksi ideologi dominan untuk menunjukkan gambar kehamilan sekaligus persalinan yang benar-benar eksplisit dan terbuka.
Oleh karena itu, jangan heran kalau Moms sering bertanya-tanya, "Apakah mereka benar-benar mengunggah cerita ini untuk membantu orang lain, atau untuk jumlah likes dan ketenaran saja?".
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR