Nakita.id - Ikan asin menjadi salah satu makanan favorit orang Indonesia.
Selain karena rasanya enak, ikan asin juga cocok sebagai lauk dengan nasi panas dan sambal.
Ini tentu saja menjadi kenikmatan sendiri bagi orang-orang yang gemar mengonsumsi olahan ikan.
Ikan asin sendiri terbuat dari ikan yang melalui berbagai proses pengolahan seperti pembersihan, pemotongan, pengasinan, dan penjemuran.
Proses pengasinan ini penting karena selain membuat cita rasa asin, proses ini juga merupakan pengawetan alami.
Melansir Tribunnewswiki.com, ikan asin juga bernutrisi karena mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, dan zat besi.
Dengan kandungan ini, ikan asin bermanfaat untuk kesehatan tulang, gigi, termasuk mencegah osteoporosis.
Namun tahukah kamu bahwa dibalik rasanya yang asin dan gurih serta kandungan gizinya, ada bahaya yang siap mengintai?
Melansir Kompas.com, ikan asin juga memiliki kandungan karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.
Prof. Dr. dr. Aru W Sudoyo, Sp.PD-KHOM FINASIM FACP dari Yayasan Kanker Indonesia pun menyebutkan dua hal yang tidak baik dari ikan asin:
Kandungan garam yang tinggi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ikan asin terbuat dari ikan segar yang melewati beberapa proses, termasuk proses pengasinan.
Proses ini dapat menghambat atau membunuh bakteri penyebab pembusukan pada ikan.
Menurut Prof. Aru, proses inilah yang membuat ikan asin mempunyai kandungan garam yang sangat tinggi.
“Nah ikan asin, garamnya itu tinggi sekali. Garam dalam dosis tinggi itulah yang dapat memicu sel kanker. Meski daging ikannya awalnya tidak apa-apa,” kata Prof. Aru.
Proses penjemuran ikan asin
Setelah melalui proses pengasinan atau penggaraman, ikan asin akan dijemur di bawah sinar matahari langsung.
Rupanya, dalam proses ini terdapat perubahan pada sel-sel daging ikannya dan muncul bahan-bahan nitrat yang dikenal sebagai nitrosamine.
“Dalam ikan asin itu ada namanya nitrosamin (tobacco specific nitrosamin-TSNA), nah nitrosamin itukan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker,” imbuhnya.
Kanker yang bisa jadi disebabkan terlalu banyak mengonsumsi ikan asin adalah kanker karsinoma nasofaring (KNF).
“Karena kebiasaan orang kita makan ikan asin dengan nasi panas, jadi nitrosaminnya juga terbawa uap, makanya yang biasa kena esofagus dan lambung,” lanjutnya.
Prof. Aru pun menyarankan untuk membatasi konsumsi ikan asin yaitu jangan melebihi tiga kali dalam seminggu.
(Artikel ini sudah tayang di Grid.id dengan judul: Nikmatnya Memang Bikin Merem Melek, Tapi Mulai Sekarang Tolong Jangan Terlalu Sering Mengonsumsi Ikan Asin, Bahayanya Bisa Fatal!)
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR