Nakita.id – ADHD ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk memusatkan perhatian, impulsif dan hiperaktif.
Penyebabnya bisa genetis atau cedera otak.
Biasanya anak ADHD tidak bisa duduk diam, terus bergerak, daya ingat kurang, suka memotong pembicaraan dan tidak fokus.
Anak dengan ADHD sering dianjurkan untuk melakukan diet.
Namun, belum banyak yang paham seperti apakah seharusnya diet untuk anak dengan ADHD, dan kondisi medis apakah yang dipengaruhi oleh hasil dari diet itu?
Melansir dari Kompas.com, pengaturan pola makan dengan menghindari makanan olahan pada anak hiperaktif atau attention deficit hiperactive disorder (ADHD) selama 5 minggu ternyata bisa mengurangi gejala-gejala ADHD.
Namun menurut Dr.Ivan Riyanto Widjaja selaku dokter spesialis anak pada wawancara mendalam dengan Nakita.id, Kamis (14/10/2021) mengatakan diet tidak banyak manfaatnya untuk anak ADHD.
“Diet itu enggak banyak manfaatnya iya buat anak, mungkin beberapa anak ada yang cocok buat diet tapi ada juga yang enggak. Diet kalau mau tetap dijalani iya silakan tapi kalau orangtua tidak melihat perubahan yang signifikan pada anak iya sudah enggak usah diet,” ujar Ivan.
Jika memang mau anak bisa melakukan diet, lakukanlah diet selektif.
“Diet itu secara ilmiahnya enggak terlalu berpengaruh iya ke anak, kecuali anak tersebut kalau mengonsumsi suatu makanan baru semakin hiperaktif. Nah hal seperti itu yang membuat anak harus menjalani diet selektif. Bukannya tidak boleh makan makanan tersebut, tapi lebih ke kontrol makanan anak agar tidak berlebih saja sih” tambahnya.
Ada beberapa diet yang bisa dijalankan orangtua untuk membantu anak ADHD, diantaranya diet tinggi protein, termasuk kacang, keju, telur, daging, dan kacang-kacangan.
Tambahkan makanan berprotein di pagi hari dan makanan ringan setelah sekolah untuk meningkatkan konsentrasi dan mungkin meningkatkan kerja waktu pemulihan ADHD.
Makan sedikit karbohidrat, seperti permen, sirup jagung, madu, gula, produk yang terbuat dari tepung putih, nasi putih, dan kentang tanpa kulit.
Makan karbohidrat yang lebih kompleks, seperti sayuran dan buah-buahan (termasuk jeruk, pir, apel, dan kiwi).
Makan karbohidrat kompleks di malam hari dapat membantu tidur.
Makan lebih banyak asam lemak omega-3 seperti yang ditemukan dalam ikan tuna, salmon, kenari, kacang Brasil, dan zaitun serta minyak canola.
Asam lemak omega-3 juga tersedia dalam bentuk suplemen.
Pada dasarnya, diet ADHD lebih diarahkan agar makanan yang dikonsumsi dapat membantu otak bekerja lebih baik dan mengurangi gejala, seperti kegelisahan atau kurangnya fokus.
Moms harus ingat ADHD merupakan kondisi khusus yang tidak bisa disembuhkan, tetapi masih dapat dikendalikan.
Oleh karena itu, peran orangtua sangatlah penting untuk membantu meminimalkan gejala.
Selalu konsultasikan dengan dokter anak, agar dapat dipantau terus perkembangannya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Debora Julianti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR