Juga, kita harus mengetahui siapa role model-nya untuk memasukkan value kehidupan. Lalu karena PFC belum matang, maka tentu saja ada banyak hal yang belum bisa dilakukannya, atau salah dilakukan. Justru dalam hal itu, orangtua harus melatih. Jangan bilang 'Begitu saja tidak bisa, sih!"
Dan untuk berkomunikasi, kita harus ingat bahwa remaja bisa dengan cepat mendeteksi gimmick, kepura-puraan. Sehingga, kita harus tulus ketika berbicara dengannya.
Khusus kepada remaja Gen Z, orangtua harus mengerti karakter mereka, yaitu sangat toleran. Artinya, mereka tidak mengerti berbagai konflik atau masalah yang sekarang ada di masyarakat.
Jadi, untuk masuk mengajar dan mendidik remaja Gen Z sebenarnya prinsipnya sama dengan tetap memberikan value kehidupan yang baik. Akan tetapi orangtua tidak bisa masuk ke Gen Z dengan membawa hanya kritikan terhadap masalah atau hal yang tidak benar di masyarakat sebab karakter mereka yang toleran tidak bisa menerimanya.
"Untuk masuk mendidik Gen Z, orangtua harus memberikan data untuk menjelaskan mengapa suatu hal dianggap salah atau tidak benar di masyarakat," jelas dr. Linda.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR