Nakita.id - Si Kecil yang lahir ke dunia tentu membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan Moms.
Moms mungkin berekspektasi senang karena adanya tambahan anggota baru dalam keluarga kecil.
Namun faktanya, rasa senang tersebut hanya berlangsung sementara, dan suasana hati Moms di saat itu juga mungkin semakin menurun.
Jangan kaget dulu, Moms! Pasalnya, hal ini sangatlah normal terjadi pada sebagian besar wanita pascapersalinan.
Baca Juga: Hati-hati Moms, Ini 4 Faktor yang Menyebabkan Depresi Pasca Melahirkan
Perlu Moms ketahui, semua ini disebabkan oleh adanya perubahan hormon yang ekstrem dalam tubuh, sehingga dapat mempengaruhi suasana hati Moms sendiri.
Selain suasana hati, Moms juga mungkin akan merasa stres hingga akhirnya depresi saat mengurus Si Kecil yang baru lahir.
Kondisi ini sering kali dikenal dengan sindrom baby blues atau postpartum depression (depresi pascapersalinan).
Sayangnya, hingga saat ini, masih banyak orang yang menyamakan kedua kondisi ini.
Padahal, meski sama-sama terjadi pascapersalinan, kedua kondisi ini berbeda lo, Moms.
Melansir dari WebMD, berikut adalah beberapa perbedaan dari sindrom baby blues dan postpartum depression yang harus Moms ketahui.
1. Lama terjadinya
Sindrom baby blues umumnya dimulai pada 2-3 hari pascapersalinan.
Kemudian, sindrom ini akan hilang dengan sendiri setelah sekitar 1-2 minggu kemudian.
Di sisi lain, postpartum depression merupakan kondisi berkepanjangan dari sindrom baby blues itu sendiri, Moms.
Sesuai dengan namanya, postpartum depression akan membuat para ibu baru mengalami depresi yang sangat berat.
Meski hanya 10 persen wanita yang mengalaminya, Moms tetap harus waspada, ya.
2. Gejala
Moms yang mengalami sindrom baby blues akan mengalami beberapa gejala seperti sering mood swing, sering cemas, menjadi mudah tersinggung, dan menjadi kewalahan dalam mengurus rumah tangga.
Moms juga mungkin sering mengalami kurang nafsu makan, atau kurang menyayangi diri sendiri akibat terlalu lelah mengurus Si Kecil.
Sementara, Moms yang mengalami postpartum depression akan mengalami berbagai gejala seperti sering putus asa, sedih, cemas merasa tidak berharga, atau menginginkan waktu untuk menyendiri sepanjang waktu.
Moms juga mungkin merasa tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik sebagai seorang ibu baru, sehingga menjadi kurang dekat dengan Si Kecil.
3. Cara mengatasinya
Apabila Moms mengalami sindrom baby blues, Moms bisa mengatasinya dengan melakukan beberapa aktivitas berikut ini.
- Istirahat yang cukup, terlebih saat Si Kecil sedang tertidur.
- Makan makanan yang bernutrisi.
- Pergi keluar rumah, seperti jalan-jalan keliling kompleks atau berolahraga.
- Terima bantuan dari orang lain apabila ditawarkan.
- Mintalah bantuan orang lain seperti babysitter atau ibu Moms sendiri untuk mengurus rumah tangga.
Baca Juga: Mulai Merasakan Baby Blues? Cepat Tangani dengan 6 Cara Ini
Namun, apabila Moms mengalami postpartum depression, segera hubungi dokter agar dapat ditindaklanjuti.
Mungkin dokter akan memberi dua opsi, antara antidepresan atau konseling, yang efektif untuk meredakan postpartum depression.
Nah, itu dia perbedaan sindrom baby blues dan postpartum depression.
Jangan sampai salah lagi ya, Moms!
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | WebMD |
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR