2. Minta surat keterangan dokter
Ada baiknya jika Moms minta surat keterangan dokter sebagai bukti bahwa anak sudah layak untuk menerima vaksinasi.
Jangan sampai nanti Moms dan si Kecil pulang dari lokasi vaksin dengan tangan kosong.
Nantinya, petugas akan melakukan pemeriksaan sebelum vaksinasi.
Jelaskan kepada petugas bahwa anak sudah mendapat persetujuan dari dokter untuk vaksinasi dan sudah dalam keadaan terkontrol.
Seringkali anak takut jika hendak disuntik vaksin.
Apabila ini terjadi, dr. Rozi menyarankan untuk menjelaskan pada anak mengenai dampak vaksin.
Jelaskan pada anak bahwa disuntik memang sakit, namun hanya sedikit.
Berikan pengertian pada anak bahwa ini memang untuk kesehatannya di masa mendatang.
"Kasih perbandingan, 'sakit sekali lebih baik daripada besoknya mengalami sakit yang lebih parah lagi'," kata dr. Rozi.
dr. Rozi juga menyarankan Moms memberikan reward untuk anak.
Tentunya, reward untuk anak membuatnya menjadi merasa dihargai oleh orangtuanya.
Namun, bagi anak penderita diabetes, jangan sampai makanan pantangan menjadi reward.
"Misalnya, Moms kasih es krim ke anak. Padahal, itu termasuk yang tidak diperbolehkan. Jangan sampai seperti itu," ujar dr. Rozi.
Hal tersebut hanya akan membuat kondisinya lebih parah.
Dengan pemantauan yang baik dan langkah-langkah agar kondisi terkontrol, anak penderita diabetes tetap boleh menerima vaksin.
GIV Gelar Kompetisi 'The Beauty of GIVing' Guna Dukung Perjalanan Inspiratif Womenpreneur Indonesia
Source | : | Kompas.com,aap.org,Nakita |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR