Nakita.id – Bagi banyak pasangan, keputusan untuk mempunyai anak setelah menikah tentunya keputusan yang telah dipertimbangkan secara matang dengan memperhitungkan banyak faktor yang mendukung. Faktor yang menjadi pertimbangan antara lain kesiapan pasangan, baik itu kesiapan lahiriah dan batiniah.
Namun hal yang harus benar-benar dilakukan adalah kesiapan pasangan dalam menyambut kelahiran. Sikap positif menyambut kelahiran sangat menentukan perkembangan anak kelak. Misalnya, bisa saja ada pasangan yang kurang gembira menyambut kehamilan karena khawatir dengan adanya anak maka akan mengganggu pendidikan lanjut yang dijalani atau mengganggu pekerjaan.
Baca Juga: Ayah Dapat Berperan Sama dalam Perkembangan Bayi Masa Neoanatal dengan Hadir Saat Persalinan
Tapi ada juga terjadi pada banyak pasangan yang sejak awal sudah menyatakan komitmen untuk memiliki anak, namun dalam perjalanan masa kehamilan kemudian menjadi takut apakah bayi yang akan lahir nanti dalam kondisi sempurna atau kondisi cacat.
Semua kekhawatiran itu berujung pada sikap orangtua untuk menerima bayi sejak dalam masa kandungan dan diteruskan pada masa sesudah bayi dilahirkan. Tentu saja bila bayi tidak diterima dengan baik maka akan mengganggu kesehatan dan perkembangannya.
Kesiapan dalam hal penerimaan itu umumnya terjadi pada sisi ibu. Kemudian yang jadi pertanyaan, di manakah peran ayah dalam menentukan kesehatan bayi yang akan dilahirkan oleh ibu?
Ayah akan banyak berperan dalam menjaga kesehatannya sehingga bayi yang akan lahir nanti juga dalam kondisi sehat.
Bila demikian yang terjadi, maka ibu dalam masa kehamilan akan berkurang kekhawatiran bahwa bayi yang akan dilahirkan nanti dalam kondisi tidak sempurna.
Menurut beberapa penelitian dalam psikologi perkembangan, peran ayah dalam masa pembuahan adalah penting khususnya dalam menjaga kualitas sperma.
Di sinilah peran ayah untuk berperan sama dengan ibu dalam menentukan kesehatan menjadi sangat krusial.
Untuk menjaga agar kualitas sperma tetap baik, ayah wajib menghindari abnormalitas dalam sperma.
Ahli psikologi perkembangan John Santrock mengatakan bahwa dengan tidak menggunakan zat adiktif seperti narkotika dan alkohol maka ayah akan sangat berperan untuk menjaga sperma dalam kondisi baik.
Dengan demikian, bayi yang akan lahir akan terhindari teratogen, yaitu unsur yang menyebabkan kelainan atau kecatatan baik fisik maupun mental pada janin.
Patut diketahui juga bahwa menurut Santrock, perilaku merokok ayah selama ibu hamil akan berpengaruh kepada berat badan bayi yang lahir, yaitu empat ons lebih ringan dibandingkan bayi yang ayahnya tidak merokok.
Asupan vitamin C juga penting bagi ayah dalam menentukan kondisi bayi yang akan lahir.
Bila ayah mengalami defisiensi vitamin C, maka sperma yang diproduksi kurang dalam kondisi baik, sehingga ada kemungkinan keturunannya memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi tidak sempurna saat lahir.
Lebih lanjut menurut Santrock, bahan dan paparan dari luar tubuh seperti radiasi dan pestisida juga bisa memberikan keadaan tidak sempurna pada bayi yang akan lahir, seperti berat badan rendah, pertumbuhan lambat, kecacatan, kanker dan infeksi pernapasan.
(Penulis: David Togatorop S.S, M.Hum - Editor in Chief Nakita.id)
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR