Nakita.id - Saat ini, angka kasus pandemi Covid-19 di Indonesia bisa dibilang mulai surut dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Pemerintah bahkan sudah melonggarkan beberapa aturan untuk datang ke ruang publik dan lain sebagainya.
Meski demikian, pemerintah tetap menekankan kepada masyarakat agar terus menjaga protokol kesehatan, salah satunya menggunakan masker setiap saat.
Sayangnya, di tengah kelonggaran berbagai aturan pandemi Covid-19 di Indonesia ini, belum lama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan keterangan adanya varian baru yakni varian Omicron.
Varian baru Omicron (B.1.1.529) dikatakan lebih cepat menular daripada varian sebelumnya.
Mengutip dari Guardian, varian Omicron dinilai 500 persen lebih cepat dibanding varian asli virus corona SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan di Wuhan China pada Desember 2019 lalu.
Kebenaran bahwa kecepatan menular varian Omicron ini juga dibenarkan oleh WHO dalam keterangan resminya.
Menurut WHO, varian Omicron memiliki lebih banyak mutasi dan beberapa di antaranya mengkhawatirkan.
Awalnya, Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan sejak itu juga terdeteksi di Inggris, Skotlandia, Jerman, Italia, Belgia, Botswana, Israel, dan Hong Kong.
Menurut Penasihat Medis Badan Kesehatan dan Keamanan Inggris Susan Hopkins memberi peringatan terkait varian baru yang paling mengkhawatirkan ini.
"Nilai R atau angka reproduksi efektif varian B.1.1.529 sekarang menjadi 2 di Gauteng, Afrika Selatan," katanya dilansir dari Guardian.
Melansir dari Guardian, nilai R di atas 1 ini artinya varian ini memang memiliki risiko yang tinggi sehingga mengakibatkan lonjakan kasus.
Menurutnya, ada kurang dari 100 sekuens genom utuh yang tersedia, meski faktanya WHO mengakui belum tahu banyak tenang varian baru ini.
"Apa yang kita ketahui adalah bahwa varian ini memiliki sejumlah besar mutasi. Dan kekhawatirannya adalah kita Anda memiliki begitu banyak mutasi, itu dapat berdampak pada bagaimana virus berperilaku," ujar Maria van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19.
Dengan begitu, meski baru ada sedikit kasus, tetapi varian baru ini memicu kekhawatiran di kalangan peneliti karena sejauh mutasi dapat membantu virus menghindari kekebalan tubuh.
Serta, data awal membuktikan adanya peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan Variant of Concern (VoC) lainnya seperti Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.
Sama halnya seperti ahli dari luar negeri, ahli biologi molekuler Ahmad Utomo juga mengungkapkan betapa mengkhawatirkannya varian Omicron ini.
Menurutnya, mutasi dengan jumlah protein varian yang ada 32 sementara di gen delta hanya ada 8 ini sangat mengkhawatirkan.
Hal ini membuat penularan infeksi virus corona SARS-CoV-2 varian baru B.1.1.529 Omicron ini lebih cepat 400 persen atau 4 kali lipat dibandingkan dengan infeksi penularan varian delta.
Ini juga artinya, varian baru Omicron 500 persen atau 5 kali lipat lebih cepat dibandingkan virus aslinya yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China.
"Memang diduga menular lebih cepat, namun angka persisnya masih menunggu investigasi lebih lanjut," kata Ahmad melansir dari Kompas.com.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Kompas.com,guardian |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR