Nakita.id - Mitos atau fakta kali ini tentang gagap pada anak usia prasekolah terjadi karena gangguan psikologis.
Gagap sering kali disamakan dengan gangguan speech delay pada anak usia prasekolah.
Padahal, gagap dan speech delay merupakan dua hal yang berbeda.
Gagap adalah suatu kondisi dimana anak mengalami kesulitan dalam mengucapkan sepatah kata secara spontan.
Sementara, speech delay adalah suatu kondisi dimana anak mengalami kesulitan dalam mengekspresikan dirinya, maupun memahami perkataan orang lain.
Baca Juga: Speech Delay pada Anak Usia Prasekolah, Ahli Sudah Beritahu Faktor Penyebab dan Cara Mengatasinya
Oleh karena itu, tolong jangan lagi samakan gagap dengan speech delay.
Tak hanya itu, mungkin Moms sering mendengar dari banyak orang kalau gagap pada anak usia prasekolah terjadi karena gangguan psikologis yang dialaminya.
Lantas, benarkah demikian?
Tanpa berlama-lama, yuk kita langsung simak penjelasan dari ahli!
Menurut Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH, dokter anak ahli tumbuh kembang bidang pediatri sosial di Brawijaya Klinik Kemang, semua itu hanyalah mitos belaka.
"Enggak selalu karena trauma, ya. Enggak selalu karena psikologis," terang dr. Bernie dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id pada Minggu (12/12/2021).
dr. Bernie pun membenarkan bahwa gagap cukup banyak ditemukan pada anak-anak usia prasekolah.
"Karena memang kemampuan berbahasanya itu sudah cukup baik, tetapi mungkin bahasa ekspresif dia belum terlalu baik ya," jelasnya.
Sebagai informasi, bahasa ekspresif adalah bagaimana anak menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan dirinya.
Tapi, menurut penjelasan dr. Bernie, pemikiran pada anak sudah banyak, serta kemampuan bahasa pada anak sudah lebih.
"Tahapannya itu kan sudah preoperational gitu, ya. Kalau di (usia) 2 tahun, ke bawah kan sensori motor. Ini sudah preoperational," tegasnya.
"Kadang-kadang dia ingin mengutarakan sesuatu, tetapi kemampuan bahasanya masih terbatas. Atau, jadinya menyebabkan ada pengulangan 'A-a-a-apasih?' gitu ya. Jadi, seperti gagap," jelasnya.
Orangtua tak seharusnya khawatir akan hal ini, mengingat gagap sendiri cukup umum pada anak usia prasekolah.
Bahkan, dr. Bernie menyampaikan bahwa gagap tidak selalu merupakan sesuatu yang sangat berbahaya.
Namun, bagaimana cara mengatasi gagap pada anak usia prasekolah?
Menurut dr. Bernie, kuncinya adalah jangan terlalu sering memotong pembicaraan anak.
"Justru kalau dia lagi bicara, biarkan dia sampai selesai. Nanti baru diulang. 'A-a-a-apa bunda?', 'Oh apa? Apa yang mau ditanya ya?'" sarannya.
"Jadi, kita (orangtua) jangan bilang, 'Apa dong?' Jangan. Tetapi, biarkan dia selesai dulu, baru nanti kita luruskan," lanjut dr. Bernie.
Itu dia Moms, cara mengatasi gagap pada anak usia prasekolah.
Langsung segera diterapkan ya, Moms! Semoga bermanfaat.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR