"Kami mengerti bahwa kesuksesan dan prestasi memiliki keanekaragaman makna, dan senantiasa dijadikan sebagai cerminan atau refleksi nilai diri setiap pribadi. Oleh karena itu, fungsi nilai akademis dan ranking seharusnya hanya sebatas tolok ukur pemahaman materi dan menjadi landasan strategi sistem pendidikan dalam mengatur program studi, dan bukan sebagai patokan penilaian kesuksesan dan standar prestasi siswa yang bersifat final," ungkap Untung
Untung juga mengugkapkan jika pihak Ruangguru juga sudah melakukan riset kepada lebih dari 360 responden di seluruh Indonesia untuk memahami pandangan masyarakat terhadap makna pendidikan dan prestasi.
Hasilnya, mayoritas responden meyakini bahwa pendidikan adalah kunci jaminan masa depan.
Tidak terbatas pada pencapaian akademis, motivator dan inspirasi disebut datang dari teman yang mampu menyeimbangkan kesenangan dan tanggung jawab akademis.
Riset itu juga menyatakan, bagi sebagian besar responden, menjadi juara berarti mampu membuat perubahan dalam hidup, sehingga tak banyak responden mengaku terinspirasi oleh kawannya yang meraih ranking 1 di kelas.
Namun, kebanyakan responden juga menilai bahwa sistem pendidikan kadang lebih berpihak kepada pelajar dengan ranking atas, sementara mereka lebih menyukai pendidik yang dapat merangkul semua pelajar, dan mengajar secara menyenangkan.
Nicholas Saputra yang merupakan duta belajar Ruangguru dan actor ini juga mengalami rasanya turun minat belajar karena nilai yang cenderung rendah.
Nicholas melihat dan mengalami sendiri, masih banyak pihak mendefinisikan prestasi berdasarkan pengukuran nilai akademis, sehingga prestasi akademis menjadi tolok ukur utama dan cerminan nilai diri.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Debora Julianti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR