Menurut Ajeng, meski sudah berpacaran cukup lama namun tahun-tahun awal pernikahan adalah masa yang penuh cobaan.
"Karena ada euforia baru menikah, punya harapan tinggi pada pernikahan. Tapi bisa jadi enggak sesuai kenyataan," kata psikolog lulusan dari Universitas Indonesia ini.
Pernikahan tidak cukup bila hanya berlandaskan cinta.
Perlu fondasi kuat untuk mempertahankan dan mendapatkan pernikahan bahagia.
Pasangan suami istri perlu menerima kekurangan masing-masing dengan penuh keikhlasan.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR