Nakita.id – Saat ini, obesitas masih menjadi salah satu permasalahan yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data Riskesdas terbaru pada tahun 2018, 21,8 persen masyarakat Indonesia mengalami obesitas.
Kondisi tersebut tentu tidak boleh dianggap sepele.
Pasalnya, obesitas bisa membawa risiko pada sejumlah penyakit berbahaya.
Mulai dari tekanan darah tinggi, diabetes, stroke, bahkan penyakit jantung.
Untuk mencegah hal tersebut, ada berbagai cara yang dapat dilakukan.
Salah satunya adalah mengontrol asupan garam.
Mengapa garam? Sebab, konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam darah, yang berujung pada timbulnya penyakit.
Akan tetapi, bukan berarti Moms dan Dads harus menghindari total asupan garam.
Baca Juga: Berkomitmen Menjaga Lingkungan Indonesia Tetap Hijau, Ajinomoto Dirikan Pabrik Ramah Lingkungan
Dengan kata lain, yang perlu diperhatikan adalah mengonsumsi garam dalam jumlah yang aman per harinya.
Lantas, berapa batas aman konsumsi garam?
Menurut WHO (World Health Organization), batas konsumsi aman garam per hari untuk orang dewasa adalah maksimal 5 gram atau kurang dari satu sendok teh. Oleh karena itu, penting untuk menjaga asupan garam agar tubuh tetap mendapatkan manfaatnya tanpa menimbulkan berbagai risiko penyakit.
“Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mengisyaratkan bahwa masyarakat harus mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat. Salah satu kuncinya adalah menjaga asupan gizi seimbang dengan memerhatikan takaran gula, garam, dan lemak pada setiap masakan,” ungkap dr. Rafael Nanda R, MKK dalam Health Talk & Virtual Tour yang diadakan oleh Ajinomoto Visitor Center (25/1/2022).
Menyadari pentingnya diet garam bagi kesehatan, Ajinomoto memperkenalkan kampanye “Bijak Garam”.
Kampanye ini juga dilaksanakan dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-62, dan mendukung gerakan pemerintah yang terus berusaha mengatasi stunting dan obesitas.
Dengan kampanye “Bijak Garam”, Ajinomoto turut berkontribusi menyebarluaskan edukasi pencegahan obesitas dengan pembudayaan gerakan masyarakat hidup sehat, salah satunya dengan mengontrol asupan garam.
“Saat ini kami memiliki kampanye “Bijak Garam” yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak,” ujar Grant Senjaya, Head of Public Relation Department PT AJINOMOTO INDONESIA.
Meski begitu, Moms dan Dads tenang saja.
Walaupun asupan garam dikurangi, cita rasa masakan dijamin akan tetap nikmat, lo.
Sebab, penggunaan garam bisa diganti dengan bumbu umami, seperti MSG.
“Salah satu faktor kendala sulitnya mengurangi garam dalam masakan adalah membuat rasanya tetap lezat dan tidak hambar. Kampanye “Bijak Garam” ini bisa menjadi solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam dalam setiap masakan dengan mempertahankan cita rasa yang tetap seimbang,” jelas Grant Senjaya.
“Pengurangan asupan garam atau diet rendah garam dapat diganti dengan penggunaan garam dengan bumbu umami seperti MSG. Jadi, jika tetap ingin makanan yang dikonsumsi memiliki rasa yang enak, namun sekaligus ingin mengurangi garam, cara ini sangat cocok,” imbuhnya.
Tak perlu khawatir dengan penggunaan MSG ini. Pasalnya, kandungan sodium pada MSG hanya 1/3 dari kandungan sodium pada garam biasa, Moms.
“Kandungan sodium pada MSG hanya 1/3 dari kandungan sodium pada garam biasa, dan juga sudah banyak penelitian sebelumnya yang menunjukkan penggunaan MSG bermanfaat untuk membantu mengurangi asupan garam sekaligus menjaga kelezatan makanan. Pentingnya bijak dalam mengatur asupan garam kami gaungkan juga melalui www.dapurumami.com/page/bijak-garam,” jelas Grant Senjaya.
Melalui laman tersebut, Moms dan Dads pun bisa mendapatkan banyak informasi.
Mulai dari tips masakan rendah garam, bertanya kepada ahli, hingga berbagai informasi seputar kuliner.
“Selain informasi mengenai pentingnya diet garam, kami juga membagikan tips cara membuat masakan rendah garam tetap enak dan bergizi, rubrik “Tanya Nutri Expert” agar konsumen dapat mengetahui informasi gizi langsung dari ahlinya dan “Jurnal Umami” yang menjadi sarana interaktif berbagi tips, resep, dan berbagai info kuliner,” ujar Grant Senjaya.
Berbicara soal umami, bumbu satu ini memang telah terbukti mampu meningkatkan rasa pada makanan.
Sayangnya, penggunaan bumbu umami masih banyak diragukan. Ditambah lagi, banyak informasi yang salah beredar di masyarakat.
Untuk mengatasi keraguan tersebut, Ajinomoto mendukung PERGIZI PANGAN Indonesia dalam webinar berjudul “Benarkah Umami Menyebabkan Obesitas?” pada tanggal 2 Februari 2022 mendatang.
Narasumber yang dihadirkan pun sudah tak perlu diragukan lagi, Moms.
Ia adalah Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, seorang Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia - Institut Pertanian Bogor, yang akan memberikan informasi lengkap dan terpercaya seputar manfaat dan keamanan bumbu umami.
Jadi, yuk mulai sekarang jaga kesehatan keluarga dan orang-orang tersayang melalui gerakan #bijakgaram.
Baca Juga: Bisa Nikmati Mie Instan Tanpa Khawatir Akan Efek Samping MSG, Lakukan Ini Saat Memasaknya
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR