Namun, ia menyebut di negara di mana pengurutan genomnya hanya sekitar 2.000-4.000/bulan saja, varian baru tidak akan pernah terdeteksi.
Profesor Lawrence Young, menjelaskan lagi soal NeoCov yang perlu lebih banyak data dan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi infeksi virus tersebut ke manusia dan tingkat keparahan yang bisa ditimbulkan.
"Kita perlu melihat lebih banyak data yang mengonfirmasi infeksi pada manusia dan tingkat keparahan yang terkait sebelum menjadi cemas," kata prof Young.
Studi pra-cetak ini, kata dia, menunjukkan bahwa infeksi sel manusia dengan virus Neo Covid sangat tidak efisien. Dia menambahkan bahwa apa yang disoroti ini, bagaimana pun juga perlu tetap waspada terkait penyebaran infeksi virus corona dari hewan, terutama kelelawar, ke manusia.
"Ini (studi temuan virus NeoCov) adalah pelajaran penting yang perlu kita pelajari yang membutuhkan integrasi yang lebih baik dari penelitian penyakit menular pada manusia dan hewan," jelas Prof Young.
Baca Juga: Suntikan Vaksin Booster Bisa Kurangi Gejala Virus Corona Varian Omicron, Begini Penjelasan Ahli
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR