Karena jika tidak dihindari maka Moms akan terus merasakan emosi negatif pada orang-orang tersebut.
"Kalau penyebabnya dari lingkungan sekitar maka penting untuk kita menghindari orang-orang toxic yang menyebabkan kita merasakan emosi negatif. Kalau kita lagi enggak punya daya untuk berargumen maka lebih baik menghindar," ungkap Marcelina.
Tapi bukan berarti Moms harus memusuhi orang-orang yang dianggap toxic tersebut.
Apabila nanti hormon Moms sudah membaik maka tak ada salahnya jika berhubungan baik lagi dengan orang tersebut.
"Menghindar bukan berarti kita terus memusuhi itu ya enggak. Tapi, someday ketika hormon kita sudah stabil, kita sudah melewati proses insecure itu maka bisa biasa lagi sama orang tersebut," ucap Marcelina.
3. Berkomunikasi dengan Support System
Ketika merasa insecure Moms juga bisa melakukan komunikasi kepada orang-orang yang menjadi support sytem selama ini.
Misalnya, sahabat, keluarga, dan juga terutama suami Moms.
Moms bisa luapkan apa yang dirasakan selama ini kepada orang-orang yang menjadi support system.
Selain itu, Moms juga bisa saling berbagi cerita dengan orang-orang tersebut.
Serta mendapatkan pembelajaran dari pengalaman hidup orang lain.
"Ketiga, kita bisa selalu komunikasikan ke support system kita seperti suami, sahabat, ibu, tentang apasih yang sedang kita rasain, karena nanti bisa berbagi cerita. Mendengarkan pengalaman hidup orang lain memang bisa jadi pembelajaran dan juga menenangkan," tutup Marcelina.
Dengan cara-cara tersebut dijamin Moms bisa mengatasi rasa insecure dengan baik.
Sehingga menjadi lebih percaya diri dan merasa berharga.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR