Sebab, pola asuh seperti ini otomatis akan mengubah struktur otak pada anak, yang mana telah diatur bahwa kekerasan fisik itu dibenarkan.
Akibatnya, anak cenderung akan melakukan kekerasan fisik pada teman-temannya di masa yang akan datang.
Bahkan, anak lebih memilih untuk menghindar dari kesalahan tersebut, sehingga menimbulkan kecemasan pada tingkat ekstrem.
2. Tidak konsisten
Moms harus tahu, menerapkan pola asuh secara tepat dan konsisten itu penting pada pembentukan kepribadian anak.
Apabila Moms tidak menerapkan pola asuh secara konsisten, bisa jadi timbul kebingungan dalam perilaku anak itu sendiri.
Misalnya, di suatu waktu Moms tiba-tiba berteriak di depannya, kemudian di waktu lainnya Moms tiba-tiba membolehkan anak melakukan aktivitas sesukanya.
Selain menimbulkan kebingungan, anak tentu juga menjadi cemas dan frustasi.
Hal ini dikarenakan anak benar-benar tidak tahu apakah yang dilakukannya itu benar atau salah.
Hingga akhirnya berakhir pada situasi dimana anak cenderung menghindar dari kesalahan.
3. Penerapan kedisiplinan secara ketat
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR