Nakita.id - Memasuki usia batita, rasa ingin tahu anak mulai muncul.
Bahkan, mereka mulai menggebu-gebu demi menjawab rasa ingin tahunya.
Sehingga membuat Si Kecil mulai aktif di setiap gerak-geriknya.
Moms mungkin merasakan jika anak menjadi sulit untuk diam.
Si Kecil menjadi sering melompat dari satu benda ke benda lainnya di dalam rumah, hal inilah terkadang menyebabkan Moms merasa khawatir.
Moms mungkin merasa apakah perilakunya ini masih wajar terjadi atau tidak.
Dalam mendidik anak yang sedak aktif, memang menjadi tantangan tersendiri.
Moms perlu bekerja keras dan memiliki kesabaran yang tak ada batasnya.
Lantas, sebenarnya bagaimana cara yang benar dalam menghadapi anak yang sedang aktif?
Baca Juga: Anak Tak Bisa Diam? Bisa Jadi Si Kecil Miliki Kecerdasan Ini
Menurut Olivia, M.Psi., Psikolog, Psikolog di @awalmula.sub, ketika dihubungi oleh tim Nakita, Sabtu (12/3/2022) Si Kecil yang sangat aktif tidak menimbulkan adanya tanda bahaya.
Anak yang aktif memang normal terjadi.
Olivia mengatakan jika biasanya Si Kecil mulai menjadi sangat aktif ketika mereka berusia 2-3 tahun.
"Anak yang sedang aktif di usia toodler disebut fase yang dialami oleh kebanyakan anak, ini sebenarnya berlangsung di usia 2-3 tahun, di masa ini anak akan mengalami perubahan sikap, namun jangan khawatir," ucap Olivia
Moms mungkin merasa sangat kewalahan ketika anak menjadi sangat aktif berlarian ke sana dan ke sini.
Si Kecil pun seakan tidak mau mendengar apa yang Moms katakan dan tak jarang membuat kesabaran Moms habis.
Beberapa anak yang aktif juga sering mengalami tantrum, meski demikian, perilaku seperti ini bukan berarti Moms bisa dengan bebas memarahi Si Kecil ya!
"Anak semakin banyak tingkahnya, semakin sangat aktif, dan sulit untuk mengikuti perintah. Sikap seperti ini sering membuat orangtua jengkel dan bingung untuk menghadapinya. Salah satu contoh yang tampak adalah masalah tantrum, ini pasti dialami beberapa orangtua dengan anak toodler" sambungnya.
Olivia mengatakan jika perubahan perilaku seperti ini termasuk ke dalam proses tumbuh kembangnya dalam mengelola emosi.
Anak yang aktif dan cenderung mengalami tantrum jadi salah satu cara mereka menunjukkan emosi yang sedang dirasakan agar orang di sekelilingnya bisa memahami.
"Sebenarnya ini menandakan perkembangan emosi anak, sebagai cara mengekspresikan rasa kesal dan marah anak," ungkap Olivia.
Memang tidak mudah, tetapi langkah pertama dalam menghadapi anak yang sangat aktif Olivia menyarankan agar Moms dan Dads bisa bersifat lebih tenang.
"Cara menghadapi anak balita yang sangat aktif pertama adalah orangtua perlu bersikap tenang, ini langkah pertama," ujarnya.
Kemudian kalau Si Kecil aktif kemudian tantrum, cobalah mengajak anak berkomunikasi dan mencari tahu penyebab ia terlalu aktif, cara ini mungkin membuat Moms lebih mudah untuk mengetahui keinginan Si Kecil.
"Langkah kedua coba ajak anak berdiskusi, kemudian menemukan alasan yang mendasari mereka jadi hyper aktif," serunya.
Anak-anak yang aktif seperti ini biasanya akan tumbuh dengan baik, jika Moms dan Dads terus membimbing mereka ke arah yang positif, cobalah untuk menyalurkan emosi anak sejak dini, semisalnya dengan diajak main bersama agar bisa mengontrol emosi mereka.
"Ketiga perlu diketahui juga bahwa anak menjadi sangat aktif diusia tersebut belum paham mengenai aturan, belum paham mengenai kontrol diri, olehnya perlu dikenalkan juga cara-cara mengatur emosi dan mengontrol diri," pungkas Olivia.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR