“Di dalam penelitian tersebut, tidak disampaikan apakah itu kehamilan tunggal atau di dalamnya ada partisipan dengan kehamilan kembar,” terang Monica.
“Tapi oke, let’s say itu adalah kehamilan tunggal atau kehamilan yang secara umum. 10 sampai 20 persen,” katanya melanjutkan.
Monica pun menyampaikan bahwa risiko memang menjadi lebih tinggi pada ibu-ibu yang mengalami kehamilan kembar.
Akan tetapi, hal tersebut bukan berarti para ibu yang mengalami kehamilan kembar pasti mengalami postpartum depression.
“Belum tentu, karena penyebabnya banyak. bukan hanya dari faktor pengasuhan atau kelelahan pasca melahirkan, tidak. faktor yang lainnya banyak.”
Monica menyebut ada faktor genetik, faktor hormonal, ataupun faktor riwayat kesehatan mental yang bisa jadi muncul lagi.
Lantas, bagaimana cara menyiasati postpartum depression jika benar-benar terkena.
Menurut Monica, secara umum sebenarnya sama.
“Ada dua yang bisa dilakukan, yaitu yang satu kita fokus ke masalahnya (problem focus), satu lagi fokus ke emosinya (emotion focus),” sebutnya.
Problem focus yang dimaksud Monica ini lebih ke mengenali dulu apa yang menyebabkan seseorang mengalami postpartum depression ini.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR