Nakita.id - Pada tanggal 22 sampai 24 Maret 2022, Kompas Gramedia mengadakan program vaksin booster.
Program ini dilaksanakan di kompleks Kompas Gramedia untuk karyawan PT Kompas Gramedia serta keluarga inti.
Adapun jenis vaksin yang diberikan adalah Pfizer.
Sebagai informasi, pelaksanaan program vaksin booster ini merupakan kerja sama antara Kompas Gramedia dan Badan Intelijen Negara Republik Indonesia (BIN).
Sebelum mendapatkan vaksin, peserta akan dilakukan pemeriksaan administrasi dan kesehatan terlebih dahulu.
Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah peserta tersebut layak untuk divaksinasi atau tidak.
Salah satu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan adalah tes RT-PCR.
Uniknya, tes ini dilangsungkan di Mobile Laboratorium Covid-19 yang didatangkan langsung oleh BIN.
Lantas, apa itu Mobile Laboratorium Covid-19? Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini!
Menurut penjelasan Intan Syafira, analis kesehatan Mobile Laboratorium Covid-19, Mobile Laboratorium Covid-19 ini telah diluncurkan pertama sejak awal tahun 2020.
“Sudah diluncurkan semenjak ada pandemi Covid-19 di Indonesia,” kata Intan saat diwawancarai Nakita pada Rabu (23/3/2022).
“Namun, Mobile Laboratorium kami ini pertama kali beroperasi pada bulan April tahun 2020. Tidak lama setelah ada kasus pertama (Covid-19) di Indonesia, ya,” tambahnya.
Intan juga menyampaikan bahwa Mobile Laboratorium Covid-19 ini pertama beroperasi atas perintah langsung oleh pemerintah Indonesia itu sendiri.
Alasannya, karena assessment di Indonesia sendiri belum cukup untuk mendeteksi Covid-19 pada waktu itu.
“Nah, khusus untuk Mobile Laboratorium kami ini didesain untuk mendeteksi Covid-19 dengan metode Real-Time qRT-PCR (Real-Time Quantitative Reverse Transcription PCR),” ungkap Intan.
“Biasanya sebelum mendeteksi dengan metode ini, didahulukan oleh (tes) rapid antigen atau (tes) rapid antibodi,” jelasnya.
Berbeda dengan layanan PCR di tempat lain, metode Real-Time qRT-PCR yang dilakukan BIN ini membuat orang-orang langsung mengetahui apakah dirinya terpapar Covid-19 atau tidak, tanpa harus menunggu waktu lama.
Lantas, apa saja yang ada di dalam Mobile Laboratorium Covid-19 itu sendiri?
“Mobile Laboratorium kami ini telah tersertifikasi biosafety level (BSL) 2 oleh salah satu lembaga internasional di Singapura,” ungkap Intan.
“Jadi, kurang lebih mirip dengan tingkat BSL 2,” lanjutnya.
Untuk alat-alatnya sendiri, Intan menyampaikan ada biosafety cabinet yang digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang diterima.
“Kemudian, ada alat thermal cycler atau alat PCR-nya,” kata Intan.
Selain itu, Intan juga menyampaikan ada beberapa alat pendukung lainnya.
“Seperti freezer minus 80 derajat Celcius, kulkas 4 derajat Celcius. Ada microcentrifuge juga. Ada alat-alat seperti mikropipet,” kata Intan.
“Alat-alat tersebut mendukung kegiatan kami di dalam Mobile Laboratorium untuk mendeteksi Covid-19,” lanjutnya.
Intan menyampaikan, Mobile Laboratorium ini sudah keliling di kota-kota yang ada di wilayah Pulau Jawa.
“Dari awal tahun 2020 sampai sekarang, kami sudah berkeliling ke kota-kota di Surabaya,” kata Intan.
“Kemudian, di Semarang, Solo, Kuningan, Cirebon, Bandung, sampai Banten, kami sudah melakukan ekspansi ke daerah-daerah tersebut,” lanjutnya.
Intan pun menyampaikan bahwa rencana kedepannya harus menunggu arahan dari Kepala BIN.
“Apabila memang ada perintah untuk berekspansi ke daerah lain, misalnya ke Kalimantan, Sulawesi, atau Papua, maka kami akan siap untuk ke daerah-daerah tersebut,” ucapnya dengan tegas.
Terakhir, Intan juga berharap secara pribadi agar Mobile Laboratorium ini bisa berekspansi ke daerah-daerah yang lebih terpencil.
“Misalnya, di daerah-daerah 3T (testing, tracing, treatment) atau di luar Pulau Jawa yang lebih sulit mendapatkan akses ke laboratorium PCR,” ucap Intan.
“Jadi, kami dapat lebih membantu untuk mendeteksi, sehingga dapat mempercepat pemulihan Covid-19 di Indonesia,” tutupnya.
Semoga Mobile Laboratorium Covid-19 ini benar-benar bisa menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia ya, Moms.
Baca Juga: Flu Belum Berarti Terpapar Covid-19, Ini Dia Beberapa Hal yang Membedakan Omicron dengan Flu Biasa
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR