Nakita.id - Cara mengatasi rasa gagal karena tidak bisa memberikan ASI ekslusif menurut psikolog.
Memiliki anak memang bukan perkara yang mudah untuk dijalani para Moms dan Dads.
Mulai dari hamil, hingga melahirkan pun pasti akan banyak tantangan yang harus dihadapi Moms.
Setelah melahirkan, tantangan yang paling utama yang harus dihadapi Moms adalah menyusui.
Idealnya, setelah melahirkan Moms bisa memberikan ASI ekslusif kepada anak.
Pemberian ASI ekslusif ini sampai anak berusia dua tahun.
Karena di enam bulan pertama kehidupan anak, hanya ASI lah makanan yang paling lengkap.
Namun, yang kerap jadi permasalahan tidak semua ibu memiliki kesempatan untuk memberikan ASI kepada anaknya dengan mudah dan lancar.
Ada ibu yang ASI nya justru tak keluar setelah melahirkan buah hatinya.
Namun ada juga ibu yang ASI nya lancar-lancar saja tapi tetap tidak bisa memberikan ASI kepada anaknya karena adanya suatu indikasi.
Indikasi ini bisa muncul dari ibu sendiri ataupun dari anaknya.
Biasanya, para Moms yang tidak bisa memberikan ASI kepada anaknya akan merasa gagal dan bersedih.
Bahkan ada yang sampai menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa mensuplai ASI untuk anaknya.
Perasaan Gagal Rentan Dialami Para Ibu Baru
Perasaan gagal berlebihan tersebut sangat rentan dialami para ibu baru yang memang pertama kali melahirkan dan memiliki anak.
Sehingga tak heran jika ia merasa begitu gagal ketika tidak bisa menyusui sang buah hati untuk pertama kalinya.
Akan tetapi, menurut Mutia Aprilia Permata Kusumah, M.Psi., Psikolog Anak dan Remaja yang berpraktik di Mentari Anakku, TigaGenerasi, dan Nest, mengatakan, ASI memang asupan terbaik utnuk anak tapi setiap situasi yang dihadapi seorang ibu itu berbeda-beda.
"Ini merupakan permasalahan yang sering ditemukan terutama pada ibu-ibu muda, atau yang baru punya anak pertama. Memang secara medis, ASI merupakan susu yang terbaik untuk anak usia 0-2 tahun, tapi situasi tiap ibu, dan situasi tiap keluarga itu beda-beda," ungkap Mutia dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Jum'at (4/3/2022).
Pentingnya Support System
Mutia juga mengatakan, tidak semua ibu diberikan keberkahan untuk memproduksi ASI dalam jumlah banyak.
Maka dari itu, ibu perlu yang namanya support system untuk mengatasi kondisi tersebut.
"Jadi, tidak semua orang diberikan keberkahan untuk memproduksi ASI, kemudian diberikan kepada anaknya dengan mudah. Nah, ini lah yang sebetulnya harus dibantu oleh support system ibu muda," sambung Mutia.
Support system bisa suami, keluarga, ataupun sahabat, yang kiranya memang bisa mengerti perasaan dan kondisi Moms.
Peran support system ini untuk memberikan dukungan yang memang diambil Moms.
Terutama ketika Moms memilih menggunakan susu formula untuk anaknya maka para support system ini cukup berikan dukungan saja.
"Suppport system yang dimaksud suami, atau keluarga ketika ada seorang ibu yang tidak bisa memberikan ASI sesuai keinginannya, misalnya mau memberikan ASI sampai anak usia 2 tahun atau pemberian ASI eksklusif enam bulan gitu ya, seharusnya yaudah didukung aja misalnya mau menggunakan bantuan susu formula," ungkapnya.
Dengan dukungan tersebut membuat ibu merasa tak gagal karena tidak bisa memberikan ASI kepada anaknya.
Jangan Sampai Ibu Merasa Sendirian
Mutia juga mengingatkan, bahwa menjadi ibu merupakan peran yang cukup berat.
Sehingga jangan sampai para Moms merasa sendirian ketika menjalani hari-harinya.
Terutama ketika proses pemberian susu tersebut.
Support system sendiri juga berperan membantu Moms mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada ketika proses menyusui.
"Menjadi ibu ini kan merupakan sesuatu yang berat, dan sebaiknya ibu tidak merasa sendirian dalam proses pemberian susu bagi anaknya. Ketika ada kesulitan-kesulitan sebaiknya support system harus segera membantu," jelas Mutia.
Untuk memperingan beban Moms, mungkin para support system harus sering menannyakan apa yang bisa dibantu.
Dengan begitu Moms merasa tidak sendirian dan bebannya pun menjadi lebih ringan.
"Misalnya, menawarkan apa yang bisa dibantu," tutup Mutia.
Nah, itu dia Moms mengatasi rasa gagal ketika tidak bisa memberikan ASI ekslusif kepada anak.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR