Menurut Rayna, attachment style ini justru yang paling disarankan.
"Yaitu, anak-anak yang pengalaman masa kecilnya itu orangtua kasih rasa aman, menyediakan diri, merespon kebutuhan fisik dan psikis anak," terang Rayna dalam webinar 23rd Anniversary Nakita 'Mengenal & Mengatasi Problema Mommy Issues' yang diadakan pada Rabu siang (6/4/2022).
"Sehingga, ketika anak ini di masa depan dia menjadi orang tua, dia bisa membangun hubungan yang sehat dengan pasangan dan anak," jelasnya melanjutkan.
2. Anxious
Attachment style satu ini bisa dibilang anak-anak yang masa kecilnya memiliki orangtua yang tidak konsisten.
"Kadang-kadang dituruti, kadang-kadang enggak. Kadang-kadang dimarahi, kadang-kadang enggak. Kaya begitu ya," ucap Rayna.
"Sehingga, ketika menjadi orangtua akan cenderung melakukan parenting yang tidak konsisten kepada anak," jelasnya.
3. Dismissive Avoidant
Attachment style yang satu ini, dimana anak-anak yang masa kecilnya memiliki orangtua yang sulit dijangkau, cenderung menolak anak, dan hubungan dengan orangtuanya berjarak, sehingga, anak akhirnya membuat ruang aman sendiri.
"'Oh, ya sudah, ayahku sibuk sendiri, bundaku sibuk sendiri, aku juga main sendiri', 'Ada masalah, aku selesaikan sendiri', 'Enggak apa-apa, aku bisa, aku mandiri'," terang Rayna.
"Sehingga, ketika menjadi orantua, individu untuk orang seperti ini akhirnya cenderung menjaga jarak dengan anak, membatasi diri supaya tidak terlalu dekat secara emosional, tidak ingin bergantung maupun menjadi tempat anak bergantung," jelasnya.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR