Nakita.id - Apakah Moms pernah mendengar istilah mommy issues?
Moms harus tahu, mommy issues adalah suatu masalah keterikatan anak dengan orangtuanya, terutama dengan ibu.
Anak yang memiliki mommy issues ini tentu akan berdampak pada perkembangannya secara keseluruhan, termasuk perkembangan sosial dan emosionalnya.
Penyebabnya pun bisa bermacam-macam, tergantung dari bagaimana pola asuh orangtua kita sejak masih kecil, Moms.
Hal ini disebut dengan attachment style, yang mana berarti seberapa dekat antara orangtua dan anak itu sendiri.
Baik, kedekatan secara fisik maupun kedekatan secara psikologis.
Apalagi, cara kita mengasuh anak kita sendiri ternyata bisa berdampak padanya setelah beranjak dewasa dan menjadi orangtua.
Hingga saat ini, ada 4 dampak mommy issues berdasarkan attachment style yang dilakukan orangtua.
Apa saja? Berikut ini penjabarannya.
Berikut ini adalah dampak mommy issues berdasarkan attachment style yang dilakukan orangtua menurut Rayna Winata, M.Psi., Psikolog selaku psikolog keluarga.
1. Secure
Menurut Rayna, attachment style ini justru yang paling disarankan.
"Yaitu, anak-anak yang pengalaman masa kecilnya itu orangtua kasih rasa aman, menyediakan diri, merespon kebutuhan fisik dan psikis anak," terang Rayna dalam webinar 23rd Anniversary Nakita 'Mengenal & Mengatasi Problema Mommy Issues' yang diadakan pada Rabu siang (6/4/2022).
"Sehingga, ketika anak ini di masa depan dia menjadi orang tua, dia bisa membangun hubungan yang sehat dengan pasangan dan anak," jelasnya melanjutkan.
2. Anxious
Attachment style satu ini bisa dibilang anak-anak yang masa kecilnya memiliki orangtua yang tidak konsisten.
"Kadang-kadang dituruti, kadang-kadang enggak. Kadang-kadang dimarahi, kadang-kadang enggak. Kaya begitu ya," ucap Rayna.
"Sehingga, ketika menjadi orangtua akan cenderung melakukan parenting yang tidak konsisten kepada anak," jelasnya.
3. Dismissive Avoidant
Attachment style yang satu ini, dimana anak-anak yang masa kecilnya memiliki orangtua yang sulit dijangkau, cenderung menolak anak, dan hubungan dengan orangtuanya berjarak, sehingga, anak akhirnya membuat ruang aman sendiri.
"'Oh, ya sudah, ayahku sibuk sendiri, bundaku sibuk sendiri, aku juga main sendiri', 'Ada masalah, aku selesaikan sendiri', 'Enggak apa-apa, aku bisa, aku mandiri'," terang Rayna.
"Sehingga, ketika menjadi orantua, individu untuk orang seperti ini akhirnya cenderung menjaga jarak dengan anak, membatasi diri supaya tidak terlalu dekat secara emosional, tidak ingin bergantung maupun menjadi tempat anak bergantung," jelasnya.
4. Fearful Avoidant
Attachment style yang terakhir ini bisa dibilang paling parah dan harus Moms hindari.
"Yaitu, anak-anak yang pengalaman masa kecilnya tumbuh di lingkungan keluarga yang melakukan kekerasan, sehingga melihat orang lain sebagai ancaman," ungkap Rayna.
"Sehingga ketika menjadi orangtua, orang tersebut cenderung mengabaikan anaknya, tidak merespon anak yang menangis, dan tidak peduli pada kebutuhan anak," jelasnya.
Lupa apa saja dampak mommy issues berdasarkan attachment style yang dilakukan orangtua? Cek halaman 2 untuk mengetahui jawabannya. (*)
Baca Juga: Pola Asuh Permisif pada Anak, Kenali Tanda-tanda dan Faktor Penyebabnya
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR