Nakita.id - Moms, sebetulnya boleh enggak sih menggendong bayi yang masih kecil?
Banyak orang bilang bayi masih kecil jangan digendong atau dibedong, nanti kakinya jadi O atau nanti sakit kalau pipis.
Ada juga yang bilang anak jangan digendong tegak karena lehernya belum kuat, nanti tulang punggungnya bengkok.
Sebetulnya pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah.
Menggendong bayi memang butuh teknik-teknik tertentu supaya Si Kecil tetap aman.
Seringkali kita lihat bu-ibu di Indonesia menggendong anaknya dengan kain jarik.
Bayi yang belum bisa duduk biasa digendong dengan posisi craddle carry atau dibaringkan.
Namun taukah Moms, kalau ternyata teknik menggendong tersebut tidak disarankan.
Yuk, simak sejumlah alasannya.
Moms, berikut sejumlah alasan kenapa bayi tidak boleh digendong dengan posisi craddle carry.
1. Kurang bagus untuk sirkulasi pernafasan bayi, apalagi kalau kainnya ditutup sampai kepala.
2. Meningkatkan resiko Asphyxia, yakni terhambatnya jalur pernafasan karena dagu bayi tertekuk ke arah dada.
3. Kaki bayi yang dirapatkan saat digendong tidak aman untuk ligamen bayi dan memperburuk kondisi bayi dengan Hip Dysplasia.
4. Terjadi neck pain atau pegal leher untuk ibu yang menggendong.
5. Tidak bisa handsfree karena satu tangan harus selalu menahan kepala bayi.
6. Meningkatkan risiko bagian tubuh bayi terbentur.
Nah, lantas seperti apa teknik menggendong bayi yang benar Moms?
Kita disarankan untuk menggendong bayi dengan posisi upright atau tegak dengan kaki bayi membentuk M-Shape.
Posisi ini dinilai optimal untuk mendukung perkembangan tulang punggung dan pinggul bayi.
Pada dasarnya, semua bayi tidak terlahir dengan tulang punggung yang lurus.
Lihat saja ketika mereka tidur atau diangkat saat akan digendong, posisi kakinya pasti mengangkang.
Mereka mengangkang supaya tulang punggungnya tetap dalam posisi curve dan agar pangkal tulang paha tetap pada soketnya.
Hal ini lantaran, bayi dibawah usia satu tahun tulangnya masih berupa tulang rawan (cartilage).
Oleh karenanya, hati-hati Moms! Salah menggendong bayi bisa berpotensi terkena Hip Dysplasia.
Hip Dysplasia adalah kondisi sendi pinggul dalam bentuk yang tidak sempurna (terlalu "dangkal") atau soket pinggul tidak dalam posisi yang benar yakni menutup dan menopang pangkal tulang paha.
Bagaimana cara menggendong bayi yeng tepat? Yuk, simak langkah-langkahnya Moms!
Baca Juga: Pekan Menggendong Sedunia, Ini yang Perlu Diperhatikan Saat Menggendong Bayi
Bayi di bawah usia 4 bulan sebaiknya digendong depan dengan posisi upright di tengah agar bayi bisa bersandar di dada.
Ketika lehernya sudah kuat di atas usia 4 bulan, Moms bisa mulai gendong samping atau hip carry.
Moms juga bisa menggendongnya dengan posisi kaki M-Shape/dikekeh/mengangkang.
Posisi menggendong ini merupakan posisi paling nyaman bagi bayi.
Kalau Moms tidak percaya, lihat saja posisi kaki bayi saat tidur atau ketika kita angkat untuk digendong.
Pasti posisi kakinya otomatis akan mengangkang.
Selain nyaman, posisi tersebut mendukung perkembangan tulang punggung dan pinggul bayi dengan optimal.
Jangan khawatir karena posisi menggendong ini tidak akan membuat kaki bayi jadi berbentuk O atau X.
Bentuk kaki O atau X bukan disebabkan dari cara menggendong posisi M Shape, melainkan dari kelainan genetik atau penyakit.
Artikel ini telah tayang di Tribun Sumsel dengan judul "Banyak yang Salah! Begini Cara Tepat Menggendong Bayi Sesuai Usianya dengan Selendang Jarik"
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR