Nakita.id - Usia 6 bulan adalah waktu yang tepat untuk mengenalkan anak dengan MPASI (Makanan Pendamping ASI).
Tentunya, makanan untuk Si Kecil haruslah sehat dan bergizi yang bisa mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Rika Rachmawati, SP, MPH Peneliti Gizi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan bahwa MPASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga.
Oleh karena itu, butuh pengenalan supaya Si Kecil tidak kaget dengan makanan yang baru pertama kali dilihat olehnya.
"Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus memperhatikan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan berdasarkan kelompok umur," kata Rika dalam wawancara bersama Nakita.id, Sabtu (16/4/2022).
"Berikan tekstur makanan secara bertahap dan jumlahnya harus sesuai dengan kemampuan bayi," lanjutnya.
Namun, Rika menyayangkan karena kurangnya informasi terkadang ada saja para Moms yang sudah memberikan MPASI pada usia 2-3 bulan.
"Padahal di usia tersebut kemampuan pencernaan bayi belum siap menerima makanan, akibatnya banyak bayi yang mengalami diare," katanya.
Nah Moms, perhatikan hal-hal berikut ini sebelum menyiapkan MPASI untuk bayi ya!
1. Porsinya sesuai dengan kebutuhan anak
Moms harus memilih menu MPASI dari variasi makanan yang beraneka ragam namun kandungan gizi dan porsinya cocok untuk bayi.
"Pemberian MPASI bertujuan memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan bayi untuk mendukung perkembangan fisik dan psikomotorik yang optimal," ujar Rika.
2. Sesuaikan frekuensi pemberiannya
"Frekuensi pemberian makan bisa ditingkatkan seiring dengan pertumbuhan anak, semakin anak bertambah besar maka frekuensi makannya semakin sering," kata Rika.
WHO merekomendasikan agar bayi umur 6-8 bulan menerima MPASI 2-3 kali sehari, lalu ditingkatkan menjadi 3-4 kali sehari antara 9-11 bulan dan 12-24 bulan.
3. Tekstur MPASI mengikuti pertambahan usianya
"Tekstur MPASI usia 6-8 bulan adalah lumat kental, 9-12 bulan dengan tekstur lembek, dan usia 12-24 bulan anak-anak boleh diberikan makanan keluarga," jelas Rika.
4. Jenis MPASI
Rika menyarankan supaya menu MPASI yang mengandung serat kasar dan susah dicerna sebaiknya dikurangi seminimal mungkin.
"Serat yang terlalu banyak jumlahnya akan mengganggu proses pencernaan dan penyerapan zat-zat gizi," katanya.
MPASI sebaiknya terbuat dari campuran beberapa bahan pangan bergizi tinggi dengan perbandingan yang seimbang.
"MPASI harus mengandung 4 unsur, yakni karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak serta vitamin dan mineral (zat besi, kalsium, zinc, vitamin C, vitamin A, dan folat)," kata Rika.
Berikut adalah jenis-jenis makanan yang bisa dijadikan menu MPASI anak sehari-hari di rumah.
- Karbohidrat : beras, jagung, umbi-umbian atau tepung
- Protein : telur, daging, ikan, kacang-kacangan.
- Lemak : santan, minyak, dan lain-lain.
"Menambahkan minyak atau lemak dalam jumlah kecil dapat memberikan tambahan energi," kata Rika.
"Namun, tidak perlu menambahkan minyak atau lemak lagi kalau anak sudah makan makanan yang digoreng atau ditumis," sambungnya.
Kemudian terakhir, tak lupa kandungan vitamin dan mineral dalam MPASI yang sama pentingnya.
- Vitamin dan mineral : buah dan sayur, selain itu mineral juga bisa bersumber dari air.
"MPASI dengan kandungan lengkap semacam itu disebut biasa disebut dengan MPASI 4 Bintang," kata Rika.
Orangtua harus aktif dan kreatif dalam mengenalkan MPASI untuk anak.
"Perkenalkan rasa, tekstur, dan jumlah makanan secara bertahap supaya anak bisa mendapat gizi terbaik dan bisa mencegah terjadinya Gerakan Tutup Mulut (GTM)," kata Rika.
Selain itu, ia juga mengingatkan supaya kebersihan dalam menyiapkan makanan tersebut selalu terjaga.
"Sanitasi dan hygienitas MP-ASI yang rendah memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroba yang dapat meningkatkan risiko atau infeksi pada bayi," katanya.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR