Nakita.id - Kementerian Kesehatan bersama dengan GlaxoSmithKline (GSK) Indonesia, perusahaan kesehatan global, kembali menekankan pentingnya imunisasi untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya dalam peringatan Pekan Imunisasi Dunia (PID), Senin (18/4/2022) di Hotel Manhatta, Karet Kuningan, Jakarta Selatan.
Melalui tema "Long Life for All - sehatkan keluarga, lewati pandemi dengan imunisasi lengkap".
Kementerian Kesehatan dan GSK Indonesia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tetap memberikan imunisasi secara rutin kepada anak.
Ini wajib dilakukan meskipun Indonesia masih berada di situasi pandemi.
Dua tahun terakhir, sejak dunia terdampak dengan pandemi, pelaksanaan layanan imunisasi cukup mengalami tantangan.
Secara global, pada tahun 2020 WHO merilis terdapat 23 juta anak di bawah umur satu tahun yang tidak menerima imunisasi dasar.
Dengan begitu, ini merupakan angka tertinggi sejak tahun 2009.
Di Indonesia, KementerianKesehatan dan UNICEF melaporkan 84% dari fasilitas pelayanan kesehatan imunisasi anak di Indonesia terdampak Covid-19.
Dampaknya, capaian imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4% dari target 79,1% per Oktober 2021.
Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. PrimaYosephine MKM mengatakan bahwa dalam menjawab tantangan ini pemerintah telah mengeluarkan dan mensosialisasikan Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Petunjuk Teknis untuk mengatur pelaksanaan pelayanan imunisasi rutin pada masa pandemi Covid-19.
Serta melakukan akselerasi imunisasi bagi anak yang belum lengkap statusnya.
"Disamping sikap waspada terhadap virus Covid-19 yang terus dijaga, layanan imunisasi pada anak harus tetap diberikan unguk menghindari risiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang diakibatkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," ujar dr. Prima dalam acara peringatan PID, Senin ( 18/4).
Untuk diketahui, potensi wabah KLB dapat terjadi mengingat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti difteri dapat menular.
Difteri merupakan bakteri yang menyerang saluran pernapasan pada selaput lendir hidung dan tenggorokan yang menyebabkan anak sulit bernapas.
Pada bulan November dan Desember 2021 lalu dilaporkan bahwa tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, kabupaten Bulukumba, kabupaten Sidenreng Rappang dan kabupaten Barru mengalami kasus KLB difteri dan campak.
Di acara yang sama turut hadir Dokter Spesialis Anak, Prof. DR. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K).
dr. Hartono menyarankan agar para orangtua bisa segera melengkapi imunisasi pada anak dan bagi Si Kecil yang mengalami keterlambatan imunisasi, bisa langsung segera lakukan imunisasi tanpa mengulang dari awal.
"Untuk menghindari terjadinya serta meluasnya kasus Kejadian Luar Biasa (KLB), penting bagi orangtua untuk segera melengkapi dan mengejar imunisasi anak yang tertinggal tanpa harus mengulang jadwal imunisasi dari awal," ungkapnya.
Peran imunisasi terbukti efektif dalam meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah anak dari bahaya berbagai macam penyakit.
Setiap tahun imunisasi telah membantu mencegah kematian 2 hingga 3 juta anak Indonesia.
Semakin lengkap imunisasi yang diberikan pada anak, maka semakin baik pula perlindungan kesehatan anak dan tentunya juga akan berdampak pada kualitas hidup anak di masa depan.
Lebih lanjut, pentibg bagi anak untuk mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan seperti hepatitis B, BCG, DTP, Hib, Polio, Campak, dan Rubela.
Selain itu, orangtua dapat merujuk pada jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
IDAI telah merekomendasikan anak berusia 0-12 perlu mendapatkan imunisasi vaksin hepatitis B, polio, BCG, DTP, Hib, PCV, rotavirus,influenza, MR, JE, dan hepatitis A, pada usia 1-2 tahun, anak perlu diberikan vaksin MMR, varisela, vaksin ulangan DTP-Hib-Hepatitis B, pada usia 24 bulan anak perlu menerima vaksin tifoid, dan ketika beranjak usia 9 tahun anak direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin HPV dan dengue.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes, dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO mengatakan jika melalui Pekan Imunisasi Dunia semua lapisan masyarakat bisa turut serta mendorong kesuksesan imunisasi dengan cakupan yang tinggi.
"Melalui peringatan Pekan Imunisasi Dunia setiap pekan akhir bulan April ini kami mengajak semua pihak lintas sektor, pihak swasta, akademisi, organisasi kemsyarakatan, dan media untuk dapat menjadi penggerak serta turut mendorong pelaksanaan imunisasi yang berkualitas dan mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata sehingga dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya," ucap dr. Imran.
GSK Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam membangun dan memelihara kesehataran masyarakat, dr. Deliana Permatasari selaku Vaccine Medical Director GSK Indonesia sempat mengatakan pula kolaborasi public dan private dalam upaya untuk menyampaikan informasi ilmiah kepada petugas kesehatan dan juga masyarakat umum terkait imunisasi harus terus dilakukan agar dapat mempercepat cakupan imunisasi lengkap terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31) diantaranya seperti difteri tetanus pertussis, rotavirus, dan pneumokokus.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR