Nakita.id - Minyak goreng termasuk dalam salah satu komponen penting yang dibutuhkan saat memasak.
Tanpa minyak goreng, Moms tidak akan bisa menghasilkan gorengan renyah dan garing yang nikmat untuk dimakan.
Untuk mendapatkan gorengan yang garing, dibutuhkan minyak goreng yang berkualitas baik dan tentunya sehat.
Nah, apakah saat membeli minyak goreng, Moms memerhatikan komposisi bahan-bahan yang digunakan dalam minyak goreng?
BACA JUGA: Suami Sandra Dewi Sering Melakukan Ini Agar Anak Cerdas, Apa Itu?
Umumnya sih kalau membeli minyak goreng pasti kita lebih melihat harganya, daripada komposisi bahan yang digunakan pada minyak.
Memang penting sih melihat dan membandingkan harga minyak goreng, agar dompet tidak kempes.
Namun, yang lebih penting daripada itu memerhatikan komposisi bahan dan kandungan minyak goreng.
Sebab, dari sana Moms akan mengetahui minyak goreng mana yang berkualitas baik dan sehat.
BACA JUGA: Meski Sedang Tren, Ekstensi Bulu Mata Bisa Punya Dampak Mengerikan
Menurut Chef Steby Raphael, minyak goreng yang sehat adalah yang mengandung banyak vitamin.
Selain itu, harus mengetahui jenis bibit yang digunakan dalam membuat minyak goreng, dan bibit yang bagus adalah tenera.
"Dalam bibit tenera mengandung banyak vitamin dan mineral," ujar Chef Steby saat dijumpai pada Sabtu (5/5).
Kemudian minyak goreng yang berkualitas baik adalah yang berwarna kuning emas, teksturnya kental dan tentu saja jernih.
BACA JUGA: Benarkah Kol Bisa Membuat Bau Mulut Saat Puasa? Ini Penjelasan Ahli
"Minyak berwarna kuning karena banyak beta karotennya yaitu pro vitamin A. Sedangkan yang berwarna putih atau agak putih berarti kandungan beta karotennya sedikit," tambah Surya Darmanto selaku pihak dari PT. Salim Ivomas Pertama.
Apabila warna minyak goreng terlalu keruh, maka kemungkinannya minyak tesebut mengandung lemak jenuh yang tinggi.
Selanjutnya untuk mengetahui minyak goreng yang berkualitas baik yaitu bisa dengan cara saat menggoreng makanan, suhu api tidak akan menurun.
Saat menggoreng, baiknya menggunakan suhu api 160 hingga 170 derajat.
Apabila saat menggoreng kemudian suhu api menurun menjadi 150 derajat, dapat dicurigai minyak yang digunakan memiliki kualitas rendah.
BACA JUGA: Jelang Puasa, Tetap Produktif Saat Puasa dengan Tips dari Dokter Gizi
"Kalau minyaknya kurang bagus, kita masukin bahan yang digoreng itu langsung menurun suhunya di bawah 150 derajat dan minyak malah menyerap ke dalam makanan," ujar Chef Steby.
Akhirnya kalau begitu bukan menggoreng tapi merebus, dan merebus nanti hasil makanannya tidak garing tapi malah berminyak.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR