Tapi, menurut Feka, si ibu harus berusaha untuk bergerak sebisa mungkin.
"Jadi misalkan si ibu duduk tapi sambil olah-olah tangannya gitu, atau misalkan hanya kakinya saja yang bergerak. Atau bergeraknya bisa di kolam renang itu ya. Itu akan sangat membantu sebenarnya," katanya.
"Dan jika dimungkinkan, coba diskusikan juga dengan dokter kandungannya ya untuk melihat kalau si ibu ini punya masalah medis atau masalah psikologis sebelum kehamilan itu apakah membutuhkan jenis olahraga yang berbeda," jelasnya.
Menurut Feka, apabila seorang ibu hamil sudah memiliki riwayat kecemasan sebelum kehamilan, maka idealnya ibu tersebut harus tetap mengelola atau merawat dirinya sendiri terlebih dahulu.
"Apabila si ibu tahu kalau dirinya punya masalah kesehatan psikologis, sehingga saya hamil dan saya perlu terus menjalankan konsul saya dengan psikolog atau psikiater," saran Feka.
"Kalau dengan psikiater, mungkin akan mendapatkan obat. Tentu psikiater akan berhati-hati ya, apakah obat ini tepat atau enggak untuk ibu hamil," jelas Feka.
"Biasanya juga psikiater akan memberikan saran-saran lain yang akan tetap membantu kesehatan jiwanya si ibu, tapi juga bisa men-support kehamilan si ibu juga," lanjutnya.
Bagi Feka, yang terpenting adalah olahraga, tidur yang cukup, minum vitamin, dan mendapatkan nutrisi optimal.
Menurut Feka, apabila si ibu memiliki emosi yang terlalu berlebihan, cobalah berbicara dengan orang-orang terdekat. Khususnya, dengan suami ataupun ahli profesional yang lain.
"Dan, yang terpenting adalah mulai mengajak janinnya berbicara. Sambil diusap-usap perutnya," saran Feka.
"Pembicaraan seperti itu juga akan membantu ibu untuk tenang. Napasnya juga semakin lebih teratur, lebih fokus," jelasnya.
Feka menyampaikan, ketika cemas dan takut, biasanya kita bernapas lebih pendek dibandingkan ketika kita tenang.
"Sehingga, latihan pernapasan itu menjadi sangat penting. Itu salah satu hal yang bisa membantu ibu berproses dalam kehamilan nantinya," tutupnya.
Untuk mengetahui apa saja tips menyiasati rasa cemas akan kenaikan berat badan saat hamil, cek halaman 2. (*)
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR