Nakita.id - Tak terasa hari Lebaran sudah tiba.
Setelah berpuasa selama sebulan, umat muslim menyambut Hari Raya Idulfitri.
Momen Lebaran sangat identik dengan bersilaturahmi.
Moms dan Dads tentu akan mengunjungi rumah saudara, kerabat, atau pulang ke kampung halaman.
Silaturahmi membuat hubungan persaudaraan semakin erat.
Silaturahmi memang menjadi hal yang paling penting dilakukan.
Bahkan, silaturahmi saat Lebaran jadi tradisi turunan yang terus dilakukan sampai sekarang.
Banyaknya rumah sanak saudara yang didatangi, terkadang Moms mungkin merasa kelelahan dan mengeluh kondisi lutut yang nyeri.
Namun, kini Moms bisa mengatasi nyeri lutut agar tak kambuh saat silaturahmi di momen Lebaran.
Nyeri lutut dapat menyerang siapa saja tanpa pandang usia.
Tetapi umumnya, sering dikeluhkan oleh orang yang sudah lanjut usia.
Nyeri lutut dapat mengganggu aktivitas harian.
Apalagi, jika nyeri ini kambuh saat Lebaran, yang menghambat Moms untuk bisa bersilaturahmi.
Untuk menghindari nyeri lutut, sebaiknya konsumsi jahe dari sekarang.
Dilansir dari Timesofindia, minyak jahe, ekstrak jahe, dan makan jahe mentah baik untuk kesehatan lutut.
Ramuan ini dikemas dengan senyawa yang disebut gingerol.
Senyawa ini bersifat anti inflamasi.
Moms bisa membuat teh jahe dan meminumnya dua kali sehari untuk meredakan nyeri lutut.
Bukan hanya jahe, kunyit di dapur juga bisa diandalkan untuk mengatasi lutut yang nyeri.
Kunyit memiliki senyawa anti inflamasi kuat yang disebut kurkumin.
Senyawa ini membantu meringankan gejala nyeri sendi dan juga peradangan.
Agar banyak mendapatkan khasiat, Moms bisa menambahkan jahe dan kunyit berbarengan.
Masukkan jahe dan kunyit ke dalam segelas air. Didihkan campuran selama 12-15 menit.
Minum campuran ini setiap hari untuk merasakan hasil yang maksimal.
Nyeri lutut juga bisa segera disembuhkan dengan kompres panas atau dingin.
Tetapi, jika ada peradangan sebaiknya hindari kompres panas, terapi panas baik untuk nyeri kronis seperti radang sendi.
Untuk melihat kembali manfaat jahe untuk lutut yang nyeri, cek halaman 2. (*)
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR