Nakita.id - Banyak orang yang masih salah sangka dalam melihat ciri-ciri hamil.
Ini karena ciri serta gejala kehamilan mirip dengan gangguan kesehatan.
Sebut saja mual, pusing, muntah dan suhu badan naik.
Jika kondisi tubuh tiba-tiba menurun dan Moms mengalami terlambat datang bulan.
Umumnya kalian pasti mengira sedang hamil.
Kehamilan sendiri baru bisa dipastikan jika Moms memeriksakan diri ke dokter dan menjalani USG.
Ini karena test kehamilan menggunakan test pack ternyata tidak sepenuhnya akurat.
Pasalnya, test pack baru bisa menunjukkan kehamilan akurat usai kadar hCG (hormon kehamilan) memenuhi syarat.
Lantas apa yang membuat test pack negatif padahal Moms sudah telat menstruasi?
Baca Juga: Masih Banyak Dipercayai, Kondisi Seperti Ini Bisa Jadi Ciri-ciri Hamil Anak Laki-laki dan Perempuan?
Melansir dari Healthline, ada beberapa kondisi yang menyebabkan hasil tes kehamilan negatif meski sudah telat menstruasi.
1. Stres
Ketika Moms stres mungkin dikarenakan pekerjaan atau permasalahan lainnya, maka tidak heran jika Moms mengalami telat menstruasi.
Perlu diketahui bahwa stress dapat memengaruhi sistem otak yang mengatur siklus menstruasi.
Stres yang berlangsung dalam waktu lama dapat menyebabkan berat badan yang meningkat atau menurun, tentunya hal ini akan memengaruhi siklus menstruasi.
Apabila Moms sedang mengalami stress dan menstruasi telat datang, cobalah melakukan meditasi agar lebih rileks. Selain itu, ubah pola makan dan olahraga teratur agar gaya hidup lebih baik.
2. Pil KB
Walaupun pil KB bisa menjadi pengobatan sindrom ovarium polikistik, ternyata pil KB bisa menghambat pelepasan sel telur pada ovarium.
Apabila Moms sebelumnya mengonsumsi rutin pil KB setelah itu menghentikannya, maka Moms akan mengalami mentruasi telat.
Tubuh membutuhkan waktu hingga 6 bulan untuk membuat siklus menstruasi kembali normal. Jenis kontrasepsi lain juga dapat memengaruhi siklus menstruasi.
3. Sindrom Ovarium Polikistik
Sindrom Ovarium Polikistik merupakan kondisi saat tubuh memproduksi hormon androgen lebih banyak dari biasanya.
Apabila hormon adrogen tinggi maka akan membuat menstruasi telat bahkan dapat menghentikan menstruasi.
Perlu diwaspadai, ketidakseimbangan hormon adrogen dapat menyebabkan terbentuknya kista.
Ketika Moms konsultasi ke dokter, umumnya akan diresepkan KB atau obat lain agar melancarkan siklus menstruasi.
Tentunya hal ini harus sesuai anjuran dokter, jangan mencobanya sendiri agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
4. Berat Badan
Berat badan yang naik ataupun turun akan memengaruhi siklus menstruasi. Apabila Moms mengalami penurunan berat badan hingga 10% di bawah angka normal, maka sistem tubuh dan siklus menstruasi akan berubah.
Moms perlu mengelola makan agar berat badan berada di angka normal serta jangan lakukan olahraga ekstrem.
Selain berat badan yang terlalu rendah, ternyata obesitas juga dapat menjadi penyebab siklus menstruasi berubah.
Moms harus pastikan berat badan tidak di bawah angka normal ataupun di atas angka normal. Periksalah angka BMI agar mengetahui rentan angka normal untuk Moms.
Kalau memang Moms sudah mencoba banyak cara untuk mengembalikan berat badan tetapi tidak berhasil, konsultasikan ke dokter gizi agar diberikan pengobatan secara medis.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR