Nakita.id - Supaya hasilnya lebih akurat, berikut serangkaian pemeriksaan untuk mendiagnosis thalasemia.
Thalasemia merupakan penyakit kelainan pada sel darah merah.
Biasanya gejala penyakit ini adalah mengalami anemia atau kekurangan darah.
Akibat anemia tersebut, seseorang akan sering kali mengalami sakit kepala, wajah pucat, dan sebagainya.
Namun, perlu diingat, orang yang mengalami anemia bukan berarti juga mengalami thalasemia.
Bahkan, seseorang yang kedua orangtuanya memiliki riwayat thalasemia juga bukan berarti mengalami thalasemia ketika terserang anemia.
Untuk mendiagnosis apakah seseorang benar-benar mengalami thalasemia atau tidak, harus dilakukan berbagai pemeriksaan.
Mungkin Moms akan bertanya, kira-kira pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan untuk skrining thalasemia?
Berdasarkan wawancara eksklusif dengan seorang ahli, didapatkan hasil bahwa ada beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang benar-benar mengidap thalasemia atau tidak.
Baca Juga: Apakah Anak Bisa Normal Ketika Kedua Orangtuanya Mengalami Thalasemia? Begini Penjelasan Dokter
Yang paling utama adalah pemeriksaan darah lengkap.
Melalui pemeriksaan darah lengkap, dokter akan melihat tingkat hemoglobin (HB).
Karena jika thalasemia, secara otomatis HB seseorang akan sangat rendah.
"Pemeriksaan awal itu, kita akan lihat HB-nya. HB bisa dilihat apabila seseorang melakukan pemeriksaan darah lengkap," ungkap dr. Asri Pandijaningsih, SpA dari RSIA Bunda Ciputat, dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Senin (9/5/2022).
Setelah itu, akan dilakukan yang namanya analisa HB.
Apabila hasil dari analisis HB belum jelas, maka pemeriksaan akan meningkat ke analisa DNA.
"Kemudian, analisa HB. Dari analisa HB itu nanti akan ketahuan. Kalau masih belum jelas, maka kita harus meningkat ke analisa DNA," sambung dr. Asri.
Untuk melakukan pemeriksaan tahap awal, Moms tidak harus langsung pergi ke rumah sakit besar.
Baca Juga: Bukan Hanya Pucat, Berikut Gejala Thalasemia yang Wajib Diwaspadai
dr. Asri mengatakan pemeriksaan darah lengkap juga bisa dilakukan di Puskesmas.
Apabila hasil dari pemeriksaan darah tersebut menunjukkan kecenderungan thalasemia, maka dokter pun akan merujuk Moms atau Si Kecil ke rumah sakit yang lebih besar.
"Jadi, misalkan untuk skrining dilakukan di puskesmas itu bisa. Nah, apabila dari pemeriksaan darah lengkap ada kecenderungan ke thalasemia, maka baru dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar," kata dr. Asri.
Di rumah sakit besar tersebut lah, akan dilakukan pemeriksaan hemoglobin.
Supaya benar-benar memastikan apakah Moms atau Si Kecil mengidap thalasemia atau tidak.
"Di rumah sakit yang lebih besar, maka bisa dilakukan pemeriksaan analisa hemoglobin," tutup dr. Asri.
Apabila hasilnya memang positif mengalami thalasemia, maka dokter pun akan menganjurkan terapi yang harus dijalani.
Jika Moms atau Si Kecil mengidap thalasemia mayor, maka terapi yang dianjurkan adalah transfusi darah.
Selain transfusi darah, ada juga terapi yang bernama kelasi besi.
Baca Juga: Supaya Tak Berkepanjangan, Begini Cara Mengatasi Rasa Sedih pada Anak Pengidap Thalasemia
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR