Nakita.id - Bagaimana caranya agar terlepas dari jeratan utang yang menumpuk?
Bersembunyi bukan cara yang tepat Moms, melainkan menyusun kembali keuangan selama ini.
Meminjam uang atau berutang memang barangkali bisa mengatasi keuangan.
Apalagi, jika Moms memiliki usaha sampingan dan membutuhkan modal yang cepat cair.
Namun, apabila keuangan Moms tak teratur, bisa-bisa utang malah jadi masalah.
Sudah banyak kejadian terlilit utang hingga ratusan juta, bahkan tak jarang membuat orang menjadi stres dan depresi.
Untuk mencegah stres karena utang, mulai dari sekarang atur kembali keuangan Moms dengan cara seperti ini:
1. Hilangkan kebiasaan konsumtif
Jika selama ini Moms selalu membeli hal-hal yang kurang bermanfaat, sebaiknya kurangi dan hilangkan kebiasaan tersebut.
Moms bisa, lo, menyiasati untuk mengurangi kebiasaan konsumtif sedikit demi sedikit. Bagaimana caranya?
Pertama, sudahkah Moms mencatat setiap transaksi yang dilakukan?
Jangan lupa untuk catat, ya, Moms. Tak harus di buku catatan.
Saat ini, sudah banyak beredar aplikasi pencatatan pengeluaran yang bisa diunduh di ponsel.
Sehingga, Moms tidak mudah lupa dan langsung bisa mencatat pengeluaran yang diberikan.
Kedua, jangan sampai pengeluaran tersebut berada di luar yang sudah dianggarkan.
2. Mengurangi pengeluaran
Apabila sudah mengalami utang, salah satu jalan yang bisa dilakukan adalah mengurangi pengeluaran.
Coba ulas kembali, kira-kira pengeluaran yang bisa ditunda untuk bulan ini apa?
Baiknya, pengeluaran tersebut dianggarkan untuk membayar utang yang menumpuk selama ini.
3. Sisihkan sisa pengeluaran, bonus, atau THR
Senang bukan jika sudah mendapatkan bonus atau THR dari bos?
Hal yang sama juga terjadi saat Moms mengetahui pengeluaran bulanan sisa.
Saat mendapatkan bonus atau sisa pengeluaran tersebut, pastikan Moms alokasikan untuk membayar utang.
Bagaimanapun tetap yang harus diutamakan adalah membayar utang terlebih dahulu, agar tidak menunggak.
4. Jual barang-barang bekas
Apabila Moms memiliki beberapa barang di rumah yang sekiranya sudah tidak terpakai, Moms bisa jual dan mendapatkan uang dari situ.
Nantinya, uang yang didapat dari barang bekas tersebut bisa digunakan untuk membayar utang.
Untuk menjualnya, Moms bisa menuju toko yang menjual barang-barang bekas.
Mereka akan bersedia membeli barang-barang bekas yang Moms punya.
Opsi kedua, Moms bisa menjual barang-barang yang sudah tak dipakai lagi di depan rumah atau garasi.
Ini tentunya akan menarik perhatian tetangga atau orang-orang lain yang membutuhkan barang rumah tangga dengan harga miring.
Moms bisa memberi kabar via media sosial bahwa Moms dan keluarga sedang menjual barang-barang bekas di rumah.
Tips berutang
Memang utang bisa menyelesaikan masalah keuangan, tapi perlu strategi khusus untuk berutang, sehingga tak kewalahan mengurusnya. Apa saja, ya?
Pertama, jangan sampai jumlah utang berada di atas pemasukan.
Perlu diketahui, jika berutang cukup sebanyak 30 persen dari pemasukan per bulan.
Misalnya, saat Moms memiliki gaji Rp 5 juta per bulannya, maka utang yang bisa Moms ambil sebanyak Rp 1,5 juta saja.
Dengan begitu, Moms bisa lebih mudah untuk mengatur cicilan pembayaran utang setiap bulannya.
Kedua, pastikan utang yang dipinjam terdaftar di OJK.
Sudah banyak korban dari investasi atau pinjaman bodong yang tak bertanggung jawab karena tak terdaftar di OJK.
Sering kali korban dari investasi dan pinjaman bodong ini terlilit utang yang banyak karena bunga yang besar juga.
Jika Moms meminjam di koperasi, ada baiknya jika Moms bekerja sama dengan koperasi yang telah memiliki izin dari Dinas Koperasi dan UKM.
Ketiga, ketika sudah berutang pastikan Moms hentikan impulsive buying atau membeli tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Jangan sampai apa yang dibeli hanya sebatas keinginan saja bukan betul-betul kebutuhan.
Dengan begitu, Moms tidak akan stres karena dikejar-kejar deadline untuk membayar utang.
Untuk melihat kembali cara keluar dari lilitan utang, cek halaman 2. (*)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR