Nakita.id - Mencegah anak punya kebiasaan melahap benda-benda asing di sekitarnya, apa yang harus dilakukan? Yuk, simak mengenai feeding rule yang satu ini.
Pernahkah Moms mendengar mengenai fenomena anak yang suka memakan benda-benda di sekitarnya?
Beberapa waktu lalu, dunia maya sempat dihebohkan dengan seorang balita di Tegal, Jawa Tengah yang diketahui punya kebiasaan makan tanah.
Melansir dari Tribunnews, tidak hanya tanah saja yang dilahap, namun juga pasir dan serpihan cat tembok yang mengelupas.
Dari penuturan orangtua anak tersebut, kebiasaan makan tanah yang terjadi pada putranya sudah terjadi selama kurang lebih enam bulan.
Memang perlu berhati-hati jika Moms dan Dads mengetahui anak terlalu sering makan tanah.
Sebab, bisa jadi itu adalah gejala pica, yaitu salah satu jenis gangguan makan (eating disorder) yang terjadi pada anak.
Untuk menghindari kebiasaan makan tanah pada anak, Moms wajib memberikan edukasi pada anak mengenai makanan yang layak, lezat, dan juga sehat. Serta, pastikan Moms dan Dads menerapkan feeding rule. Apa itu?
Tim Nakita.id menghubungi dr. Citra Tarannita, Sp. A., M., Biomed, mengenai pencegahan kebiasaan makan tanah pada anak.
"Mencegah anak untuk tidak memiliki kebiasaan makan tanah, adalah dengan menerapkan feeding rule," kata dr. Citra Tarannita, Sp. A., M., Biomed, saat diwawancarai via daring, Senin (23/5/2022).
Feeding rule ini disarankan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan meliputi tiga hal, berbagai aturan pemberian makan yang baik pada anak, yang disesuaikan dengan jadwal, lingkungan, dan prosedur atau tata caranya. Yuk, kita bahas satu persatu.
1. Jadwal
Sudahkah Si Kecil memiliki jadwal makan yang sesuai? Berapa jarak waktu untuk sarapan, makan siang, dan makan malam? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijadikan pedoman untuk aturan makan anak.
Tak hanya santapan utama saja, jadwal pemberian camilan anak juga penting untuk ditentukan.
"Setelah itu (santapan utama), kapan anak harus diberikan camilan, itu penting untuk ditentukan jadwalnya," jelas dokter spesialis anak yang aktif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito, Yogyakarta ini.
Seperti yang kita ketahui, camilan juga penting diberikan pada anak untuk mencegah lapar sebelum waktu makan.
2. Lingkungan
Dari penjelasan dr. Citra, fenomena makan tanah sering kali juga ditemukan pada anak yang tinggal di lingkungan yang kumuh.
Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah kebiasaan anak makan tanah adalah dengan memerhatikan lingkungan sekitar.
Tidak hanya dari kebersihannya saja yang perlu diperhatikan, namun apakah Moms dan Dads selama ini sudah membentuk suasana makan yang menyenangkan bagi anak atau belum, juga perlu diperhatikan.
Dengan begitu, anak jauh lebih nyaman saat makan, terutama saat bersama Moms dan Dads.
"Selain itu, pastikan memberikan anak makanan itu bukan sebagai hadiah," kata dr. Citra.
Melansir dari University of Rochester Medical Center, memberikan makanan anak sebagai hadiah (atau hukuman) bukanlah hal yang baik dan malah bisa memicu pola makan yang kurang baik pada anak.
3. Prosedur
Setelah mengenalkan berbagai macam makanan pada anak, pastikan Moms juga mengusahakan untuk anak menyantap makanan sehat yang sudah dipersiapkan.
Lalu, bagaimana jika si adik susah makan? Kuncinya adalah jangan dipaksa.
"Apabila anak ternyata tidak mau makan setelah 15 menit, diakhiri saat itu juga, kemudian diulangi kembali di waktu nanti," jelas dr. Citra.
Tidak hanya itu saja, usahakan agar Si Kecil bisa makan sendiri apabila dirasa sudah mampu.
Dr. Citra juga mengatakan bahwa feeding rule ini bisa diterapkan untuk mencegah gangguan makan pada anak secara umum.
Seputar fenomena anak makan tanah
Seperti yang sudah dikatakan di awal, kebiasaan anak makan tanah ini merupakan salah satu jenis gangguan makan atau eating disorder.
Walaupun begitu, dr. Citra menegaskan gangguan makan ini baru bisa didiagnosa setelah anak sangat sering melakukannya.
"Apabila anak hanya sesekali melakukannya, itu tidak bisa ditentukan apakah dia mengalami gangguan makan atau tidak," tegasnya.
Jika hal tersebut terjadi di waktu anak masih usia di bawah 2 tahun, bisa jadi hal tersebut adalah karena fase oral. Di fase ini, memang anak sering kali memasukkan berbagai macam benda yang ada di sekitarnya, termasuk tanah, mainan, atau benda-benda yang lain.
Menurut dr. Citra, fase oral ini jauh berbeda dengan kebiasaan makan tanah yang terjadi pada anak, dan lebih pada proses tumbuh kembang anak.
Baca Juga: 3 Hal Penting untuk Mencegah Diabetes Pada Anak, Yuk Jaga Kesehatan Si Kecil
Di fase oral ini, anak cenderung memuaskan rasa ingin tahunya melalui apa yang dimasukkannya ke dalam mulut.
Pada tahapan inilah, anak bisa mengembangkan stimulus makan dan berbicara.
Fase oral ini juga berangsur akan berkurang setelah anak berusia 18 bulan.
Namun, apabila Moms mengetahui anak memiliki kebiasaan menyantap benda-benda asing, termasuk makan tanah, dr. Citra memberikan saran untuk segera dibawa ke dokter.
Anak yang punya kebiasaan makan tanah memberikan dampak buruk, terutama bagi pencernaannya.
Seperti masalah infeksi pencernaan, diare, sembelit, serta luka pada bibir, gigi, dan gusinya.
Tak hanya itu saja, anak juga bisa mengalami kurang gizi, anemia, dan keracunan.
Nantinya, akan ada sejumlah tenaga kesehatan yang akan memeriksa anak seperti dokter anak, ahli gizi, serta psikolog dan psikiatri.
Dengan begitu, masalah gangguan makan pada anak, salah satunya kebiasaan makan tanah ini bisa terselesaikan.
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR