Nakita.id – Menjaga asupan nutrisi selama kehamilan memang sangat penting.
Selain makanan sehat dan bergizi, kebutuhan cairan pun juga harus terpenuhi dengan baik.
Selain air putih, Moms bisa memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan jus atau sup.
Jika kurang minum saat hamil, bukan tidak mungkin akan mengalami dehidrasi. Kerap jadi pertanyaan, bisakah dehidrasi memengaruhi kehamilan?
Melansir medicalnewstoday, dehidrasi lebih sering terjadi selama kehamilan daripada di waktu lain.
Sebagian besar kasus dehidrasi pada kehamilan ringan, tetapi dehidrasi berat bisa berbahaya bagi ibu dan bayi. Morning sickness, serta kondisi yang menyebabkan muntah berlebihan, mungkin juga berperan dalam dehidrasi.
Gejala dehidrasi saat hamil
Umumnya, gejala pertama dehidrasi yaitu rasa haus.
Orang-orang yang merasa haus setelah berkeringat, menghabiskan waktu lama di luar ruangan, sangat mungkin mengalami dehidrasi.
Tanda-tanda dehidrasi lainnya termasuk:
- Rasa kering di tenggorokan atau mulut
- Bibir kering dan pecah-pecah
- Kulit tampak kering
- Kulit kurang elastis yang terlihat cekung atau tipis
- Jarang buang air kecil
- Urin berwarna gelap
- Tidak berkeringat, bahkan dalam cuaca panas
- Merasa lemas atau lelah
Baca Juga: Manfaat Minum Air Kelapa saat Hamil, Mencegah Dehidrasi hingga Mengurangi Gejala Mual di Pagi Hari
- Sembelit, tinja keras, dan wasir
- Merasa pusing
Beberapa orang mungkin mengalami kontraksi Braxton Hicks ketika mereka mengalami dehidrasi.
Berikut beberapa tanda dehidrasi yang lebih parah selama kehamilan, meliputi:
- Pusing dan kebingungan
- Jantung berdetak cepat
- Perubahan pola gerak bayi di dalam kandungan
- Tekanan darah rendah, yang dapat menyebabkan pusing atau pingsan
Dehidrasi berat dapat menyebabkan syok dan kegagalan organ. Hal ini tentunya dapat membahayakan Moms dan bayi.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR