Nakita.id - Apabila bayi kurus bagaimana cara menggemukkannya? Perlu berhati-hati dan jangan sembarangan.
Saat ke posyandu, anak biasanya ditimbang berat badannya. Kira-kira sudah bertambah atau belum dari sebelumnya?
Apabila ada penambahan berat badan, tentu Moms bisa lega. Artinya, usaha untuk pemenuhan gizi anak sejauh ini berhasil.
Tapi, bagaimana jika tidak? Berat badan anak tetap segitu-segitu saja dan badanya nampak kurus.
Moms jadi prihatin dan ingin mengusahakan agar badan anak tetap berisi. Bagaimana caranya?
Jangan langsung diberikan makanan dalam porsi banyak, Moms. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum Moms mengupayakan untuk menggemukan bayi.
Apa saja? Tim Nakita.id sudah menghubungi dr. Elysa Septyasri dari Puskesmas Kotagede 2. Menurut dr. Elysa, berikut yang bisa dilakukan oleh Moms dan Dads untuk menggemukkan Si Kecil yang kurus:
1. Sesuaikan dengan status gizi anak
Hal yang pertama kali dilakukan oleh orangtua adalah menyesuaikan dengan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan gizi anak atau yang biasa disebut dengan status gizi anak.
Bagaimana kita bisa tahu kalau gizi anak sudah terpenuhi?
"Ini (pemenuhan gizi anak) mengacu pada pemeriksaan berat badan yang disesuaikan dengan grafik dari WHO," ujar dr. Elysa, saat diwawancarai secara daring, Sabtu, 4 Juni 2022.
Penilaian status gizi anak bisa ditentukan dari yang sudah ditentukan oleh World Health Organisation atau WHO yang dikenal dengan sebutan kurva pertumbuhan WHO.
Melansir dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kurva pertumbuhan WHO untuk berat badan ideal pada bayi bisa bergantung dari usia dan jenis kelamin.
"Sesuaikan dengan berat maksimum dan minimum anak di usia tertentu, per bulan itu penambahannya berapa," lanjut dokter yang praktik di poli anak, Puskesmas Kotagede 2, Yogyakarta ini.
Menurut dr. Elysa, upaya penambahan berat badan pada anak boleh dilakukan asal tidak melebihi grafik yang sudah ditentukan.
2. Asupan makanan
Berat dan postur badan pada bayi tentunya menyesuaikan dengan asupan makanan yang diberikan oleh Moms pada anak.
Perlu dicek lagi, kira-kira selama ini pemenuhan gizi pada anak sudah dilakukan dengan betul atau belum.
Dr. Elysa mengingatkan, bahwa makan banyak belum tentu memiliki gizi yang banyak juga.
"Dalam asupan makanan anak, nutrisi seperti protein dan lemak ini sudah terpenuhi atau belum," kata dr. Elysa.
Untuk bayi, asupan makanan bisa kebanyakan dari ASI, terutama di masa ASI eksklusif, yaitu pada usia 0 hingga 6 bulan.
Melansir dari NCBI, dalam 100 gram ASI terkandung 2,6 gram lemak dan 1,2 gram protein.
Nah, bisa jadi, bayi kurus disebabkan karena pemenuhan gizi dari ASI yang kurang maksimal.
Penyebabnya bermacam-macam, misalnya pemberian ASI yang tidak teratur atau ASI tidak mau keluar.
Direkomendasikan oleh Healthline, jika hal ini terjadi sebaiknya Moms harus lebih sering memberikan ASI pada anak secara lebih teratur.
Setidaknya, bayi diberikan ASI setiap 4 jam sekali saat masih dalam program ASI eksklusif, sehingga dalam sehari idealnya dilakukan 6 kali pemberian ASI.
Lalu, bagaimana jika ASI susah untuk keluar? Jika hal ini terjadi, tak ada salahnya berkonsultasi dengan bidan atau konselor laktasi di klinik, rumah sakit, atau praktik mandiri.
Mintalah saran pada tenaga kesehatan yang menangani, apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan ASI, bisa dari asupan makanan atau gaya hidup.
3. Pemberian suplemen
Selama ini, suplemen makanan banyak diberikan pada anak-anak usia prasekolah.
Perlu diketahui, pemberian suplemen ini juga direkomendasikan untuk menggemukkan bayi, lo.
"Perlu juga pemberian suplemen tambahan di luar pemberian asupan makanan anak," jelas dr. Elysa.
Seperti yang disarankan oleh American Academy of Pediatrics atau AAP, pemberian suplemen zat besi untuk bayi amat disarankan, lo.
Hal ini disebabkan karena kandungan zat besi dalam ASI bisa dibilang sangat minim, sedangkan bayi yang masih berusia 0 hingga 6 bulan belum bisa diberikan makanan padat seperti sayuran kaya akan zat besi.
Moms bisa menanyakan pada dokter anak, kira-kira kapan anak bisa diberikan suplemen zat besi.
Itulah tadi 3 hal penting yang bisa menjadi jawaban dari pertanyaan 'bayi kurus bagaimana cara menggemukkannya?'.
Baca Juga: Memberikan Protein sebagai MPASI Itu Wajib, Moms! Ini Penjelasan menurut Ahli Gizi Anak
Penyebab bayi kurus
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bayi yang kurus bisa saja disebabkan karena pemberian asupan makanan, terutama ASI, yang masih kurang.
Tapi, ada beberapa penyebab lain dari bayi yang kurus, lo. Apa saja?
Salah di antaranya adalah karena memiliki gangguan pencernaan dan memiliki penyakit tertentu.
Tapi, ada juga yang berat badan bayi kurang sejak lahir atau yang dikenal dengan istilah berat badan lahir rendah (BBLR).
Dilansir dari Stanford Children's Health, beberapa hal yang menyebabkan BBLR adalah terjadi infeksi dan kegagalan Moms untuk meningkatkan berat badan saat hamil.
Tak hanya itu saja, bayi yang lahir prematur juga berisiko mengalami BBLR.
Maka dari itu, konsultasi dengan bidan dan dokter amat sangat perlu dilakukan bahkan saat bayi masih ada di dalam kandungan.
Dengan begitu, berat badan bayi yang rendah bisa dihindari.
Baca Juga: Montok di Usia Bayi, Kurus di Usia 2 Tahun
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR