Nakita.id - Posyandu (pos pelayanan terpadu) memang sangat erat bagi keluarga di Indonesia.
Dengan adanya posyandu setiap ibu dan anak memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal.
Tujuan utama didirikannya posyandu adalah untuk mencegah peningkatan angka ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan, juga masa nifas.
Umumnya,posyandua hanya kan melayani masyarakat satu kali dalam sebulan.
Biasanya posyandu diselenggarakan di tempat-tempat yang mudah dijangkau, seperti balai warga, lingkungan desa, kelurahan RT dan RW atau bangunan yang memang dikhususkan untuk posyandu.
Beragam kegiatan di posyandu sangatlah beragam, dimulai dari program kesehatan ibu hamil, program kesehatan anak, keluarga berencana (KB), imunisasi, pemantauan status gizi, dan masalah kesehatan ibu dan anak lainnya.
Kegiatan posyandu dibentuk melalui musyawarah mufakat desa atau kelurahan.
Sehingga pelayanan posyandu dapat dimanfaatkan seluruh masyarakat.
Namun terkadang antusiasme warga terhadap posyandu seperti kian berkurang, terutama bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan.
Baca Juga: Bagaimana Biaya Menjalankan Posyandu? Ternyata Sumber Pendanaannya dari Ini
Dilansir Kompas, ibu-ibu saat ini lebih percaya memeriksakan kondisi kesehatan anaknya ke dokter atau rumah sakit.
Maka tak jarang saat posyandu diselenggarakan hanya ada beberapa keluarga saja yang datang.
Beberapa kegiatan posyandu mulai melemah dan kehilangan para semangatnya.
Tetapi ini bukan akhir dari segalanya, secara kuantitas posyandu di Indonesia memang membanggakan.
Di setiap daerah, di lokasi yang terpencil sekalipun posyandu selalu hadir untuk melayani kesehatan ibu dan anak.
Meskipun ada beberapa diantaranya yang tidak aktif.
Revitalisasi atau penguatan kembali posyandu mulai digiatkan sejak tahun 1999 sampai saat ini.
Kehidupan di perkotaan yang dinilai serba mahal seharusnya menyadarkan masyarakat pentingnya mengikuti kegiatan posyandu.
Mengingat kegiatan posyandu bisa diperoleh tanpa mengeluarkan biaya, jika dipikir kembali tentu saja ini sangat meringankan beban ekonomi keluarga.
Posyandu bisa menjadi tempat bagi para ibu yang ingin menambah pengetahuan.
Di dalam posyandu juga terdapat ibu lainnya yang bisa digunakan sebagai teman berbagi pengalaman mengenai kesehatan ibu dan anak.
Moms juga bisa berdiskusi dengan petugas kesehatan seperti kader posyandu yang selalu bersedia memberikan materi penyuluhan.
Para kader ini juga bekerja secara sukarela sebagai penggerak pembangun khususnya kesehatan di wilayah.
Upaya peningkatan kualitas sumber daya kader juga perlu ditingkatkan dengan adanya pelatihan seputar kesehatan dan perkembangan gizi anak.
Kegiatan posyandu yang dilakukan setiap bulannya dapat memantau tumbuh kembang anak Indonesia.
Jika pemeriksaan ini dilakukan secara rutin dan masyarakat sadar akan pemantauan tumbuh kembang anak, ini bisa saja mengurangi risiko gizi buruk pada anak.
Posyandu juga bisa mendeteksi apakah ada kelainan yang bisa saja terjadi pada ibu hamil,ibu menyusui atau anak.
Sehingga penanganan dapat diberikan dengan cepat.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | kompas |
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR